TABANAN, Kilasbali.com – Tabrakan antara sebuah bus AKAP (Antarkota Antarprovinsi) dengan pikap terjadi di jalur Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di lingkungan Banjar Singin, Desa/Kecamatan Selemadeg, pada Senin (23/6) pagi.
Meski tidak ada korban jiwa, kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 07.30 Wita itu membuat sopir dan penumpang pikap mengalami benturan yang diduga keras. Bahkan, mereka sampai harus dirujuk ke RSUD Tabanan untuk menjalani rontgen.
Kapolsek Selemadeg, Kompol I Wayan Suastika, mengonfirmasi kecelakaan tersebut. Ia menjelaskan, kecelakaan itu terjadi antara bus AKAP berpelat DK 7880 FB dan pikap berpelat DK 8937 CX.
“Sopir (pikap) mengalami benturan pada setir. Sempat dibawa ke Puskesmas dan dirujuk ke RSUD Tabanan untuk rontgen,” jelas Suastika seraya menyebut upaya medis yang sama juga dilakukan terhadap penumpang pikap yang duduk di sebelah kiri sopir.
Adapun sopir pikap yang mesti dirujuk ke RSUD Tabanan itu bernama I Nyoman Artana (40). Sedangkan penumpang yang ada di sebelah kirinya bernama Ni Luh Gede Dina Novayanti (34). Kedua-duanya sama-sama berasal dari Banjar Tiyinggading, Kecamatan Selemadeg Barat.
Berdasarkan pemeriksaan awal, kecelakaan itu terjadi saat pikap tersebut hendak belok ke kanan saat tiba pada salah satu simpang tiga di lingkungan Banjar Singin. Tadinya, pikap yang dikendarai Artana itu datang dari arah Denpasar.
Sementara itu, bus AKAP yang menabraknya datang dari arah Gilimanuk. Bus itu dikendarai oleh Catur Ariyanto (36) asal Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah.
Saat tiba di lokasi kejadian, pikap diduga sudah mulai melaju pelan untuk ambil ancang-ancang berbelok ke kanan pada simpang tiga tersebut. Sialnya, bus AKAP yang datang dari arah berlawanan mengambil haluan terlampau ke kanan saat berbelok ke kanan.
Benturan keras akhirnya tidak terhindarkan hingga membuat bagian kemudi pikap penyok di sisi kanan. Karena itu juga setir pada pikap itu membentur tubuh Artana. Sedangkan Dina, tubuhnya diduga terdorong secara mendadak dan membentur dashboard pikap.
“Dugaan sementara, (kecelakaan) karena faktor manusia. Bus datang dari arah selatan mengambil jalur terlalu ke kanan sehingga menabrak pikap,” pungkas Suastika. (c/kb)