TABANAN, Kilasbali.com – Musim tanam jagung pada sejumlah wilayah di Kabupaten Tabanan terhambat akibat kemarau yang diselingi hujan lebat atau diistilahkan dengan kemarau basah.
Beberapa subak yang selama ini menjadikan jagung sebagai tanaman selingan di musim kemarau mengalami masa tanam yang mundur dari jadwal.
Kemunduran masa tanam ini misalnya terjadi pada subak-subak di Kecamatan Selemadeg Timur yang lahannya tergolong tadah hujan seperti Subak Aseman dan sekitarnya.
“Karena kondisi musim dan cuaca, kemarau diselingi hujan lebat, membuat masa tanam menjadi mundur,” jelas Kepala Dinas Pertanian (Distan) Tabanan, I Made Subagia, Jumat (20/6).
Menurutnya, paling tidak pada April 2025 menjadi awal masa tanam jagung pada subak-subak yang sawahnya masuk kategori tadah hujan.
“Cuma ya itu, pengaruh cuaca (yang berubah ekstrem), akhirnya antara Mei dan Juni 2025 baru ada yang mulai tanam,” sebut Subagia didampingi Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Distan Tabanan, I Nyoman Suadiaya.
Dikatakan, kondisi cuaca seperti sekarang ini membuat pertumbuhan jagung sejak awal ditanam menjadi tidak baik.
“Sekarang sudah mulai ada yang tanam. Seperti di Subak Aseman IV. Serta subak-subak lain di sekitarnya dari (Aseman) I sampai IV dan bagian-bagiannya,” ungkapnya. Hanya saja, ia tidak merinci berapa luas tanam yang sudah beralih ke tanaman jagung tersebut.
Yang jelas, sambungnya, selama ini subak-subak yang lahan sawahnya masuk kategori tadah hujan di Selamadeg Timur memang menjadikan jagung sebagai tanaman selingan di saat kemarau.
“Makanya selama ini di lahan-lahan itu hanya bisa dua kali tanam. Satu kali tanam padi dan satu kali tanam jagung,” pungkasnya. (c/kb)