TABANAN, Kilasbali.com – Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali membangun pabrik penggilingan gabah atau rice milling unit (RMU) di Kabupaten Tabanan diperkirakan akan jalan pada 2026.
Saat ini, proses persiapan dan penjajakan untuk kepentingan rencana itu sedang berjalan. Khususnya mengenai pemilihan lahan yang hendak dipakai sebagai lokasi berdirinya pabrik tersebut.
Pemilihan lokasi yang masih berlangsung saat ini diungkapkan Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, usai menghadiri rapat paripurna di DPRD Tabanan, Senin (16/6).
Ia menyebutkan, luas lahan yang diperlukan untuk mendirikan pabrik penggilingan gabah itu minimal dua sampai lima hektar.
Lahan seluas itu diperlukan karena pabrik yang hendak didirikan dirancang memiliki kapasitas produksi atau pengolahan dalam skala besar.
“Pembangunan rice milling Pak Gubernur (Wayan Koster) sudah janji di 2026. Doakan ya,” kata Sanjaya.
Ia menyebutkan setidaknya ada dua opsi mengenai lokasi pendirian pabrik penggilingan gabah tersebut.
“Ada dua opsi. Satu di Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan. Kedua, masih tahap penjajakan,” bebernya.
Pertimbangan mengenai lahan pendirian pabrik penggilingan gabah ini memang diupayakan yang paling luas.
Sebab, ekspektasi yang dibebankan Pemrpov Bali mengenai keberadaan pabrik penggilingan gabah ini cukup besar.
Setidaknya, pabrik yang hendak dibangun itu menyamai kapasitas pabrik serupa di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.
Dengan kapasitas seperti itu, pabrik tersebut diharapkan memiliki jangkauan wilayah seluruh Bali dan Indonesia bagian timur. “Jadi perlu tempat yang luas dan strategis,” sebutnya.
Selain penjajakan mengenai lokasi atau lahan, persiapan untuk mendirikan pabrik itu juga sudah dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan dengan studi tiru di Banyuwangi.
Studi tiru dengan melibatkan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Dharma Santika itu dilakukan beberapa bulan lalu dan dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Tabanan, I Gede Susila.
Berdasarkan gambaran yang diperoleh saat studi tiru, Susila sempat menyebutkan nilai investasi pembangunan pabrik itu setidaknya bisa mencapai Rp 400 miliar.
Nilai investasi sebesar itu mencakup lahan, permesinan, hingga fasilitas penunjang pabrik seperti asrama bagi petugas pabrik itu sendiri. (c/kb)