GIANYAR, Kilasbali.com – Selama 1,5 bulan, kebakaran sampah TPA Temesi belum juga bisa teratasi. Warga Desa Lebih pun resah. Pasalnya, asap beracun itu dari kebakaran itu juga telah memakan korban.
Tiga warga Banjar Lebih Beten Kelod, menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Warga pun berencana mengelar aksi damai ke Kantor Buptai Gianyar untuk menyampaikan sikap terkait lambannya penanggulangan yang dilakukan.
Kelian Banjar Adat Leih Kelod, Dewa Gede Piyadnya, mengaku sudah berulangkali melapor ke Petugas Damkar serta berkoordinasi dengan pihak desa dan lain-lainnya. Dan sejauh ini petugas sudah melaksanakan upaya pemadam kebakaran. Namun hingga kini belum ada tanda-tanda kebakaran sampah di TPA Temesi itu dapat ditanggulangi.
“Asapanya masih menyelimuti wilayah kami, memang siang tidak kentara. Tapi di malam hari, kabut asap sangat tebal,“ terangnya, Minggu (11/8/2019).
Ironisnya, lantaran kebut asap ini tidak surut selama satu setengah bulan, akibatnya pun mulai dirasakan warganya. Bahkan tiga warganya sudah melalor lantaran menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). “Penderita Ispa ini sudah kami laporlan ke Kelian Dinas untuk mendapat penanganan,” jelasnya.
Atas kondisi ini, warga semakin khawatir, karean penderita ISPA tidak menutup kemungkinan akan bertambah jika kebakaran TPA ini tidak tertangani. Karena itu, keseriusan pemerintah sangat diharpkannya. Disatu sisi, kesadaraan warganya yang sudah meningkat dalam pengangan sampah di desa, justru pemerintah sendiri yang dinilai lalai dan kurag fokus menyikapi bencana kebakaran TPA ini.
“Dulu, saat kebakaran TPA Suwung yang lebih luas, apinya bisa dipadamkan. Dedangkan TPA Temesi yang kapasitasnya lebih sedikit, justru berlarut-larut. Kalau Pemerintah Kabupaten tidak mampu, kan bisa berkoordinasi dengan daerah lain, setidaknya mengacu pada teknis penanganan kebakaran saat di TPA Suwung,” harapnya. (ina/kb)