TABANAN, Kilasbali.com-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabanan menggelar simulasi gempa dan tsunami di Lapangan Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan pada Kamis (6/12/2018). Menariknya saat simulasi digelar diwarnai dengan gempa sungguhan berkekuatan 5,3 SR yang berpusat di Mataram. Simulasi digelar menyusul 12 desa di enam kecamatan wilayah Tabanan berpotensi terjadi ancaman tsunami.
Adapun 12 desa yang berpotensi terjadi ancaman tsunami adalah, Desa Beraban, Desa Pangkuh Tibah dan Desa Belalang Kecamatan Kediri. Desa Sudimara Kecamatan Tabanan. Desa Kelating, Desa Tibubiu, Kecamatan Kerambitan. Desa Beraban, Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, Desa Antap, Desa Berembeng, Kecamatan Selemadeg. Desa Langlanglinggah dan Desa Selabih Kecamatan Selemadeg Barat. Seluruh desa ini adalah dekat dengan pesisir.
Pantuan dilapangan sekitar 400 lebih petugas mulai dari TNI, POLRI, BPBD Provinsi, PMI dan masyarakat terlibat simulasi tersebut. Simulasi yang digelar nampak persis seperti adanya bencana tsunami sungguhan. Dimana terlihat seluruh petugas panik dan mobil ambulans serta BPBD Tabanan wara wiri menghidupkan sirine membantu proses evakuasi. Hanya saja sebelum simulasi dimulai, diwarnai dengan gempa sungguhan. Namun tidak membuat petugas dan masyarakat panik.
Kepala BPBD Tabanan, I Gusti Ngurah Made Sucita menerangkan, simulasi digelar bertujuan untuk meningkatkan kesiapsigaan kepada seluruh masyarakat Tabanan terlebih lagi 12 desa di enam kecamatan di Tabanan berpotensi terjadi ancaman tsunami. “Jika terjadi tsunami tinggi gelompang mencapai 11-39 meter dengan rata-rata maksimum air masuk daratan mencapai 1,5 kilometer,” ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut pihaknya menggelar simulasi gempa tsunami dengan harapan masyarakat dan petugas terbiasa melakukan cara penyelamatan diri maupun evakuasi. Meski demikian selain menggelar latihan di 12 desa tersebut telah dibuat peta evaluasi tsunami. “Kami sudah buat itu, dan sudah disosialisasikan ke masyarakat terutama masyarakat daerah pesisir,” tegas Sucita.
Sementara disinggung terkait simulasi yang digelar diwarnai gempa sungguhan? Sucita menyebutkan seluruh masyarakat dan petugas tidak ada yang panik. Namun ia justru menyebutkan kegiatan tersebut direstuai oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. “Mungkin saja direstui agar dalam melakukan pelatihan sungguh-sungguh,” tandasnya. (*KB).