GIANYAR, Kilasbali.com – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang direncanakan pada awal Tahun 2021 masih membutuhkan evaluasi lebih lanjut. Walaupun di dalam lingkungan sekolah penerapakan protokol kesehatan dilaksankan dengan baik, namun saat datang maupun pulang sekolah dengan kebiasaan berbaur sulit ditertibkan.
Bahkan, cenderung siswa lebih sering berkerumun dan tidak lagi disiplin menjalankan prokes. Hal ini pun menjadi catatan serius Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali.
Komisioner KPPAD Bali, Made Ariasa mengungkapkan, dari laporan yang diterimanya, saat pulang kerumunan siswa di depan sekolah menjadi pemandangan yang memperhatibkan.
“Kerumunan siswa tidak terhindarkan, bahkan kemacetan lalu lintas pun terjadi. Saya sendiri juga memantau memantau sambil lewat di beberapa sekolah, melihat kondisi yang sama,” ujarnya, Rabu (23/12/2020).
Disebutkan, beberapa sekolah sudah melakukan simulasi saat penerimaan raport. Namun masih ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh seluruh komponen, mulai dari pihak sekolah, oang tua maupun pemerintah. Pihakanya pun melihat banyak yang belum mampu menerapkan protokol kesehatan. Terutama menjaga jarak.
“Kalau mau jujur harus diakui semua belum siap dengan disiplin ketat penerapan prokes yang betul-betul bisa mencegah berbagai resiko peluang penularan Covid-19,” tegasnya.
Atas kondisi ini, pihaknya mengajak untuk meningkatkan pengawasan disiplin 3M. Mulai dari disiplin pakai masker, cuci tangan pake sabun dan yang paling penting tidak berkerumun dengan menjaga jarak.
Baginya, ada beberapa alasan kenapa siswa atau seumuran pelajar tidak perlu di rapid tes. Para siswa sementara waktu, masih cukup tahan dengan resiko terpapar karena secara alami, imun aktif masih kuat. “Namun perlu diantisipasi, siswa ini berpotensi jadi transmiter, atau pembawa virus kepada orang tua atau keluarga lain yang rentan di rumah maupun lingkungan masing-masing,” ungkapnya.
Pihaknya berharap semua pihak menyadari resiko ke depannya. Di satu sisi, belajar tatap muka ini perlu dilakukan untuk mendorong penerapan belajar mengajar sesuai kurikulum yang ada. Semua pihak juga diminta saling mengingatkan.
“Mulai dari orang tua, para siswa, seluruh unsur sekolah dan pemerintah untuk terus melakukan perbaikan yang masih kurang ke depannya,” desaknya.
Lanjutnya, secara umum, pelaksanaan simulasi di kelas sudah berjalan baik. Dari pantauan KPPAD Bali, siswa telah mengenakan masker saat belajar dan pihak sekolah juga menyediakan wastafel untuk mencuci tangan.
“Tingkat disiplin anak harus dievaluasi sehingga pelaksanaan belajar tatap muka pada Januari 2021 terlaksana lebih baik,” harapnya. (ina/dx)