GIANYAR, Kilasbali.com – Perubahan mencolok terjadi pada Perusahaan Daerah (PD) Mandara Giri yang kini menjelma menjadi Perusahan Umum Daerah (Perumda) Gianyar. Pasca digawangi Direktur Umum (Dirum) Ni Ketut Dewi Mahitri dan Direktur Operasional (Dirops) Made Artayasa yang baru dua pekan dilantik untuk membantu Direktur Perumda Gianyar, I Wayan Warna yang belakangan kurang aktif lantaran sakit, Perumda inipun mulai “tancap gas”.
OPD dan instansi terkait pun, kini tidak bisa mengabaikan keberadaan perusahaan plat merah ini yang berkantor dan membuka usaha percetakan di Jalan Kaliasem, Candi Baru, Gianyar Kota ini.
Pasalnya, gebrakan konstruktif diterapkan kedua pejabat baru ini, sehingga mulai padat aktivitas hingga sore hari. Di mana sebelumnya, perusahaan ini seperti disaudaratirikan oleh OPD dan instansi terkait, sehingga sepi aktivitas dan hanya hanya buka setengah hari.
Mulai pukul 08.30 WITA, unit percetakan/toko ATK mulai kedatangan pelanggan, baik dari instansi pemerintah maupun kalangan umum. OPD pun tidak lagi bisa berdalih tutup atau pelayanan kurang baik, kecuali mengutamakan Perumda Gianyar dalam memenuhi kebutuhan ATK dan percetakan.
“Atas perintah Pak Kadis, kami wajib mengutamakan pemenuhan kebutuhan kantor kesini, bila ada yang kurang baru ke percetakan lain. Mungkin pak Kadis takut disemprot oleh Dirum Perumda Gianyar yang gencar ke kantor-kantor,” ungkap salah seorang staf salah satu Dinas di lingkungan Pemkab Gianyar.
Dirum Perumda Gianyar, Ni Ketut Dewi Mahitri yang disela melakukan evaluasi mesin percetakan, mengungkapkan bahwa kepercayaan Bupati Gianyar sebagai owner Perumda Gianyar, wajib dipertanggungjawabkan.
Dikatakannya, dipercaya sebagai direksi, dirinya harus memilik target untuk menghidupkan kembali perusahaan yang sudah lama jalan di tempat ini.
Sebagaimana harapan Bupati, pihaknya pun harus merombak sistem tata kelola di tataran manejemen secara konstruktif. Lanjut itu, penyempurnaan sistem produksi untuk maksimalisi pelayanan.
“Kami harus survive, untuk menepis anggapan perusahaan papan nama ataupun perusahaan yang membebani APBD,” ujarnya.
Menurutnya, menjadikan Perumda Gianyar berkembang, pihaknya tidak memiliki angan-angan yang muluk-muluk. Cukup dengan menfaatkan aset/potensi yang ada dengan sejumlah perbaikan sistem. Disebutkan, sebelumnya ada tiga unit usaha, yakni bengkel, percetakan dan kontraktor. Sementara usaha perbengkelan yang sudah lama bangkrut, dipastikan akan dieleminasi.
“Kita hidupkan yang masih ada saja. Yang sudah bangkrut kita tinggalkan agar tidak buang-buang energi. Justru usaha yang sudah ada ini harus kami bangkitkan agar siap bersaing. Untuk usaha percetakan yang paling potensial, akan kami jadikan usaha unggulan,” yakinnya.
Mewujudkan itu, Dewi pun dan tidak segan-segan mendatangi pimpinan OPD dan instasi terkait. Berbekal perjanjian kerjasama, layaknya Salesgirl, Dewi menyampaikan profosal agar OPD mengutamakan pemenuhan kebutuhannya ke Perumda Gianyar. Sembari itu, merangkap “dept collector”, Srikandi Perumda ini juga mempertanyakan kendala OPD yang kerap mengulur atau nungggak pembayaran.
“Kami tidak bermaksud memonopoli, intinya, kami ingin mengajak semua OPD dan instansi terkait untuk memajukan Perumda Gianyar ini secara bersama-sama,” pungkasnya. (ina/kb)