GIANYAR, Kilasbali.com – Usaha anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Gianyar dalam nenangani bule yang diduga Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) patut diacungi jempol.
Meski tak menguasai bahasa asing Petugas Satpol PP, I Wayan Nasta dan rekan-rakannya di kawasan Ubud, Minggu (25/8/2019) berhasil dua warga asing yang kerap agresif ini, tiba-tiba luluh dan menurut saat dievakuasi ke RSJ Bangli.
Sejumlah pecalang didampingi Babinkantibmas Desa Lodtunduh Ubud, Minggu pagi berkordinasi ke Kataor Satpol PP Gianyar. Mereka tidak ingin perilaku salah seorang wisatawan asing yakni, Abdul Raazik (33), asal Inggris yang ditinggal di sebuah villa di desa setempat semakian berulah. Terlebih dalam penangannya, sangat sensitif jika terjadi sesuatu.
“Khawatirnya dia mengamuk saat kami amankan, karena itu kamimeminta bantuan ke petugas Pol PP,” ungkap salah seorang pecalang.
Atas laporan ini, Kadis Pol PP menugaskan I Wayan Nasta dan rekan-rekannya sebagai garda terdepan untuk menanganinya. Hingga di lokasi, tanpa persiapan khusus, Nasta langsung mendekati Raazik, yang sebelumnya sempat ngamuk-ngamuk tidak jelas itu. Dari kejauhan, Nasta memanggil orang asing itu dengan sebuiah “ Friend/ teman” dan selanjutnya tidak ada kata-kata asing lagi kecuali bahasa tubuh.
Dari kejauhan Nasta dan Raazik pun terlihat akrab seperti sudah kenala lama. Setelah beberapa menit berkomunikasi isyarat, Raazik langsung luluh dan digiring naik ke mobil Satpol Pp.
Belum sempat beranjak dari lokasi, Petugas Pol PP ini juga disambangi oleh seorang warga yang melapokan keberadaan bule depresi di tempat lain. Sekali dayung menuju pulau, Nasta pun pindah ke Ubud kota.
Warga lantas menunjukkan seorang warga asing yang sedang telanjang dada yang diketahui bernama Fransisicus Hendricus (45) asal Belanda. Meski tidak agresif, keberadaannya meresahkan lantaran sering meminta makanan ataupun rokok kepada warga yang sedang melintas.
Lagi-lagi dengan gaya khasnya, Nasta mendekat dengan sebutan Friend. Sembari berbagai riokok, dengan bahasa isyaratnya, mereka berdua langsung akarab. Namun kali ini Nasta membutuhkan waktu lebih banyak untuk merayu Franssicuss. Dengan menghabiskan beberapa batang rokok, Londo yang diduga defresi itu akhirnya menuruti permintaan Nasta untuk ikut naik ke mobil Pol PP.
Kepala Dinas Pol PP dan Damkar Gianyar, I Made Watha, membenarkan, jika hari itu pihaknya meneraima laporan keberdaan dua orang OGDJ berkewarganegaraan asing. Seperti biasa, pihaknya langsung berkoordiansi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk penangananya. “Setelah kedua orang asing ini kami amankan, kita langsung bawa ke Rumah Sakiat Jiwa di Bangli,” terangnya.
Mengenai penyebab kelakuan aneh bule ini, sebuat Watha, umummya karean faktor ekonomi karena kehabisan bekal. Disebutkan pula, pihak memang sering menerima laporan jika di kawasan Ubud banyak warga asing yang bertingkah. Selama mereka tidak merusak fasilitas umum atau melukai orang, pihaknya pun tak bisa mengangkut orang sembarangan.
“Banyak bule, terutama yang tinggal di homestay-homestay harus sabar menanganinya. Karena butuh pendekatan agar tidak terjadi keributan saat penanganannya,” pungkasnya. (ina/kb)