GIANYAR, Kilasbali.com – Abrasi parah di Pantai Gumicik, Ketewel, Sukawati, Gianyar menyebabkan para nelayan kehilangan mata pencaharian. Pasalnya, tidak ada lagi tempat menambatkan perahu akibat abrasi yang semakin parah. Mereka pun memilih langkah aman dengan menitipkan perahu kesayangannya di kelompok nelayan lainnya.
Sebelum abrasi, pantai ini terkenal dengan keindahan pohon kelapa yang berbaris rapi dan di sela-selanya terselip perahu nelayan. Sayangnya, akibat abrasi, pemandangan itupun kini tinggal kenangan. Sejak tiga tahun lalu, pantai ini sedikit demi sedikit terkikis dan kini hanya berbatasan dengan rumah penduduk sehingga sulit menambatkan perahu.
“Para nelayan di sini sudah tidak melaut lagi sejak tiga bulan lalu akibat sulitnya menambatkan perahu,” kata salah seorang warga Gumicik, I Wayan Puja seraya menyebutkan, di pantai ini terdapat 138 nelayan, Rabu (4/9/2019).
Puja yang selama ini menjadi pemasok hasil tangkapan nelayan setempat pun ikut terkena imbas. “Tidak hanya nelayan, perekonomian masyaraat kami juga kena imbasnya. Usaha keluarga yang memanfaatkan hasil laut, semua ikut terhenti,” tuturnya.
Pihaknya berharap, pemerintah segera mengambil tindakan agar abrasi tidak semakin para. “Saya harap ada pemasangan krib untuk pengaman pantai dan rumah warga. Jaraknya hanya tersisa sekitar 400 meter untuk menyambung krib yang sudah ada sisi barat dan timur,” ujarnya.
Atas kondisi ini, pihaknya pun telah melapor ke Bupati Gianyar untuk diteruskan ke pihak terkait. Sayangnya, hingga saat ini tidak ada tindakan langsung dari pemerintah. Padahal, sejumlah pura di yang ada di pantai juga rawan tergerus.
“Jika berlarui-larut, nelayan yang ada hanya tinggal status di atas kertas saja. Kerena meraka akan memilih alih profesi secara permanen,“ pungkasnya.(ina/kb)