GIANYAR, Kilasbali.com – Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri menghadiri prosesi Upacara Medwijati (lahir untuk kedua kalinya-secara filosofi) AA Gde Agung Bharata di Puri Agung Gianyar, Selasa (16/7/2019). Di mana Mantan Bupati Gianyar ini, kini resmi menjadi sulinggih dengan abhiseka/gelar Ida Bhagawan Blebar Gianyar.
DAlam prosesi Dwijati sendiri dipuput Pedanda Nabe, Ida Pedanda Jelantik Wayahan Dauh dari Griya Prapitamaha, Siangan, Gianyar, didampingi Abra Sinuhun (maha guru) Ida Pedanda Istri dari Griya Gede Bukit Bangli Delodan serta Guru Saksi adalah Ida Pedanda Jelantik Putra Sedawa, sulinggih dari Griya Sedawa, Desa Tegaltugu, Kecamatan Gianyar.
“Ibu Megawati lah yang memberi arahan agar Ida Bhagawan menempuh jalan dharma ini. Karena itu, dalam prosesi ini turut memberi restu sebagai seorang pembimbing,” ungkap Ketua Panitia AA Alit Asmara.
Sementara Ida Pedanda Nabe, Jelantik Wayahan Dauh, menegaskan setelah prosesi dwijati, Ida Bhagawan harus bersiap diri menjalani proses belajar. Sesuai landasan sastra, setelah tiga hari Ida Bhagawan datang ke Guru Nabe untuk menekuni beberapa puja manttra seperti puja Agra Patra, Weda Parikrama, Puja Jenarjana dan lainnya.
“Sebenarnya di Puri sudah memiliki pegangan tersendiri tentang Puja Jenarjana ini,” terangnya Pedanda nabe.
Serangkaian proses dwijati ini, wejang Pedanda Nabe, sebagai seorang wiku, Ida Bhagawan akan diikat dengan sesana kewikuannya. Diantaranya, sebagai satya wadi yakni selalu menyuarakan kebenaran, satya apta yakni patut dihormati dan diteladani, sang patirthan sebagai tempat mendapatkan penyucian. Karena hakikatnya manusia itu makhluk yang banyak kesalahan.
“Dwijati bermakna penyucian, Sesana Manut Linggih wajib dijalani. Intinya memperjuangan kesucian,” singkatnya. (ina/kb)