TABANAN, Kilasbali.com-Meskipun akan memasuki musim kemarau panjang, Kabupaten Tabanan yang disandang julukan lumbung beras Bali tidak takut anjlok penghasilan. Karena setiap tahunnya Tabanan selalu surplus beras meskipun hasilnya sedikit berkurang karena beberapa faktor seperti alih fungsi lahan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, I Nyoman Budana menjelaskan, setiap tahun Tabanan selalu suprlus beras. Artinya masih melebihi dari kebutuhan masyarakat. Apalagi Kabupaten Tabanan di beras merah cendana sampai ekspor ke Amerika Serikat. “Setiap tahun kita memang selalu surplus,” jelasnya, Selasa (28/8).
Dikatakan jika kemarau panjang di Tabanan wilayah Kecamatan Marga, Kecamatan Penebel, Kecamatan Baturiti dan Kecamatan Pupuan masih bisa menanam padi. Memang yang wilayah hilir seperti Kecamatan Kerambitan, Selemadeg Timur, Selemadeg Barat tidak bisa tanam namun itu tidak berpengaruh. “Jadi kami tidak khawatir. Karena jika pun ada kami akan lakukan antisipasi awal,” katanya.
Terkait luas tanam tahun 2018, Budana mengaku belum memiliki angka pasti karena masih bersifat sementara dan belum bisa didata secara keseluruhan. Sementara luas arel tanam tahun 2017 ditargetkan sebanyak 48.861 hektar dan terealisasi sebanyak 37.896 hektar atau sekitar 85 persen sampai masa panen maret 2018 lalu.
Sedangkan jumlah produksi gabah kering giling mencapai 211.174 ton dengan jumlah beras yang dihasilakn sebanyak 112.179 ton. Dari data yang ada, kebutuhan beras masyarakat Tabanan di tahun 2017 sebesar 55.309 ton sehingga masih ada surplus sebanyak 56.879 ton. “Dari data sampai akhir tahun 2017 surplus beras tabanan mencapai 56.879 ton. Jadi kami tidak terlalu khawatir,” tandasnya. (*KB).