TABANAN, Kilasbali.com-Berbagai cara dan modus yang ditempuh untuk melakukan aksi pencurian. Hal itulah yang terjadi di SMPN 2 Tabanan. Siswa kelas VIII A menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh seseorang yang mengaku anggota polisi berlagak seperti intelkam, jumat (10/8/2018). Akibatnya enam buah HP milik siswa berhasil diembat, dengan modus berpura-pura mengadakan sidak dengan alasan untuk mencegah anti teror. Kasus ini pun sedang ditangani pihak polisi.
Informasi yang dihimpun peristiwa yang mencoreng keamanan dunia pendidikan ini terjadi Kamis pagi buta saat siswa dan guru belum ramai ke sekolah. Kala itu pelaku yang diketahui berbadan gemuk tersebut sudah ada di sekolah. Pelaku menghampiri satu siswa bernama Yohanes Kusuma (14), langsung mengaku anggota polisi dan akan mengadakan sidak ponsel siswa.
Pelaku ini pun mengikuti Yohanes masuk ke kelas VIII A. Satu persatu siswa yang datang diminta mengumpulkan ponsel. Bahkan ada siswa yang tidak percaya terhadap pelaku enggan untuk mengumpulkan. Hingga akhirnya pelaku memilih enam ponsel jenis Samsung dan OPPO dan berhasil dibawa.
Bahkan untuk membuat siswa seolah-olah percaya, pelaku meminta siswa Yohanes Kusuma ikut ke Polres dengan alasan mencari surat keterangan. Siswa digandeng menggunakan Honda Vario hitam kombinasi pink dan diminta turun di ruang tunggu SIM Polres Tabanan. Namun sayang hingga pukul 08.00 Wita pelaku tak kunjung datang dan siswa kembali ke sekolah jalan kaki.
Sementara itu Kepala SMPN 2 Tabanan I Gede Darmika yang ditemui dikantornya membenarkan kejadian tersebut. Bahwa ada seseorang yang berpura-pura atau menyamar menjadi seorang polisi. Karena siswa kelas VIII A yang takut akhirnya memberikan sejumlah HP. “Siswa kelas VIII A sebenarnya tidak melaporkan kejadian itu. Namun siswa menceritakan kejadian itu kepada pemilik kantin di sekolah barulah dilaporkan ke guru BK dan kepada kami,” jelasnya.
Ini baru pertama kali terjadi di SMPN 2 Tabanan. Karena pelaku beraksi yang dalam kondisi sekolah masih sepi. Kejadian ini sudah dilaporkan ke Polres Tabanan.
Sementara salah siswa Kelas VIII A Yohannes Kusuma (14) melihat kejadian tersebut. Bahkan dirinya yang diajak oleh pelaku ke Polres Tabanan. “Saya tidak mengira kalau pelaku menipu dengan cara berpura-pura menjadi polisi,” imbuhnya.
Dikatakan Yohanes ciri-ciri pelaku yang mengaku sebagai seorang polisi. Bertubuh gendut, tinggi berkulit hitam. Mengenakan jaket berwarna hitam dengan kaos baju dalam berwarna putih. “Saya disuruh nunggu, terus saya lihat dia keluar Polres dan menuju arah timur. Tetapi hingga pukul 08.00 Wita saya tunggu tidak datang akhirnya saya kembali jalan kaki ke sekolah,” tegasnya.
Bahkan menurut Yohanes saat tiba di Polres tidak ada polisi yang memeriksa. Pelaku mengajak dia langsung lewat dan diturunkan di ruang tunggu SIM. “Tidak ada pemeriksaan waktu saya diminta nunggu saja,” imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah Kasat Reskrim Polres Tabanan, AKP Decky Hendra Wijaya mengatakan kasus masih lidik anggota sedang mengumpulkan keterangan. “Masih lidik kami masih kumpulkan keterangan,” tegasnya.
Ia pun menghimbau untuk sekolah yang lain agar tidak terjadi kasus serupa, agar lebih waspada terhadap orang yang tidak terkenal. “Agar lebih waspada, selalu tanyakan identitas dan surat tugas,” tandas AKP Wijaya. (*KB).