GIANYAR, Kilasbali.com – Meski pintu jagat plesiran mulai dibuka, pelaku wisata tidak serta merta bakal meraih kembali zona nyamannya. Karena dua tahun pandemi Covid-19 melanda, pondasi, orientasi hingga trend pariwisata dipastikan ikut bergeser.
Atas dasar itupula, pelaku wisata di Gianyar tidak muluk-muluk menargetkan bisa meriah kembali klimak kunjungan pariwisata yang pernah dirasakan.
I Wayan Darta, salah seorang pemilik penginapan di Ubud mengungkapkan, selama pandemi, dirinya sering berkomunikasi dengan beberapa wisman yang pernah menginap di tempatnya.
Meski menyatakan kerinduannya, sebagian besar pelanggannya ini mengaku sulit mewujudkannya. Setidaknya dalam satu hinga dua tahun setelah pandemi mereda mereka harus merubah pola hidupnya.
“Pandemi ini memberikan pelajaran kepada teman-teman dari eropa untuk merubah pola hidupnya. Mereka tidak akan lagi menabung hanya untuk berwisata. Namun mereka kini harus menabung dulu untuk mengantisipasi krisis ekonomi sebagaimana terjadi akibat wabah ini,” ungkap Darta, Rabu (6/10/2021).
Kalaupun mereka tidak bisa membendung kebiasaannya untuk plesiran di musim tertentu, disebutkan jika mereka akan memilih negara-negara di Eropa. Pertimbangan biaya yang dipastikan lebih murah dan yang terpenting mereka tidak ingin dirundung rasa was-was dengan wabah ini.
“Wisatawan asing ini sujatinya banyak dari kalangan menenagh, karena berwisata itu sudah menjadi tradisinya. Dengan dampak pandemi ini, kondisi ekonomi mereka juga anjlok. Dan pastinya akan berhitung pula jika ingin plesiran ke lintas benua,” terangnya.
Namun, kini sebagai pelaku wisata dirinya sangat bersyukur dengan dibukanya kembali pariwisata Bali. Meski sulit meraih kembali kejayaan wisata seperti sebelum pendemi, setidaknya aktivitas wisata akan kembali menggerakkan perekonomian.
“Mudah-mudahan seiring waktu berjalan, insan wisata saling berbenah dan beradaptasi dengan pariwisata yang dinamis ini,” harapnya.
Secara terpisah, Kadispar Gianyar, AA Gde Putrawan, menyebutkan, kunjungan wisatawan ke Gianyar mengalami posisi puncak kunjungan di Tahun 2019.
Kunjungan di tahun tersebut mencapai 4.350.737 kunjungan wisatawan asing. Diikuti kunjungan domestik sebanyak 719.296 wisdom.
“Iya memang upaya mengambalikan kejayaan kunjungan wisatawan ini, namuan kita semua harus tetap optimis,” yakinnya.
Lanjutnya, kunjungan wisman di Tahun 2017 sebanyak 3.156.910, di tahun 2018 sebanyak 3.755.976 dan puncaknya di Tahun 2019.
Namun akibat badai Covid-19, kunjungan di Tahun 2020 merosot tajam menjadi 430.814 wisman dan di Tahun 2021 ini hanya 32 ribuan.
“Mudah-mudahan di Tahun 2022, setidaknya kunjungan wisma bisa mencapai jutaan saja, karena akan menjadi penggerak roda perekonomian untuk bangkit,” harapnya. (ina/kb)