GIANYAR, Kilasbali.com – Harga bumbu dapur, sayur mayur dan kebutuhan upacara agama lainnya sempat melonjak sejak Mei hingga Juni. Kini, harga komoditas tersebut sudah mulai melandai dan cenderung stabil. Hal ini dikarenakan tidak hanya petani di Bali yang memasuki musim panen, namun juga pasokan dari Jawa dan Lombok sudah lancar.
Pasokan bumbu yang sebagainya didatangkan dari luar Bali adalah bawang merah, bawang putih, cabe, jahe dan komoditas lain. Sedangkan untuk janur dan kelapa sebagiannya juga didatangkan dari Jawa termasuk kelapa muda.
Pemantau Harga Komoditas, Ni Ketut Sri Sastrawati menjelaskan, harga komoditas sembako dan kebutuhan upacara secara umum harganya mengalami penurunan. Diakui sebelumnya, harga kebutuhan upacara mengalami harga tertinggi, khususnya bunga Mitir yang harganya sempat menyentuh Rp 120.000/kg dan buah kelapa daksina yang harganya menyentuh Rp 25.000/butir.
Dibeberkan, harga cabai merah yang sebelumnya Rp 70.000/kg turun ke Rp 60.000/kg. Cabai hijau yang sempat Rp 30.000/kg turun ke Rp 25.000/kg. Bawang merah kini harganya Rp 30.000/kg dimana sebelumnya dengan harga Rp 35.009/kg. Bawang putih yang sebelumnya Rp 33.000 turun menjadi Rp 30.000/kg.
Komoditas kebutuhan upacara cenderung stabil, janur per ikat sedang dengan harga Rp 25.000 yang sebelumnya di angka Rp 27.000, bunga pacar galuh dengan harga 25.000/kg stabil dari harga sebelumnya. Bunga Mitir yang sempat menyentuh harga Rp 120.000/kg kini terjun bebas ke harga Rp 25.000/kg. Harga kelapa daksina kembali ke Rp 10.000/kg.
Disebutkan Sastrawati, pasokan dari luar Bali sangat lancar, disamping itu petani sayur dan kebutuhan lain sedang masa panen. Hal lainnya adalah intensitas kegiatan Upakara agama di Bali sudah menurun, sehingga kebutuhan sembako dan Upakara cenderung menurun. “Harga-harga sembako, bumbu dan kebutuhan upacara juga dipengaruhi oleh intensitas Upakara di Bali, selain kegiatan agama lain,” jelasnya, Senin (30/6). (ina/kb)