TABANAN, Kilasbali.com – Nakula, perusahaan yang berbasis di Bali ini, selama dua belas tahun perjalanannya mampu mengelola lebih dari 70 properti mewah, mulai vila eksklusif hingga hotel butik yang dijalankan oleh puluhan anggota tim profesional lokal.
Di tengah industri yang sarat didominasi oleh entitas multinasional, Nakula tampil sebagai perusahaan manajemen properti dan perhotelan asal Indonesia yang menjadikan talenta lokal, keberlanjutan jangka panjang, dan keberhasilan bersama sebagai fondasi utama.
CEO Nakula Christian Sunjoto mengatakan, Nakula menerapkan model manajemen properti berbasis kinerja yang menyelaraskan keberhasilan perusahaan dengan profitabilitas bersih pemilik properti.
Model ini secara fundamental berbeda dari pendekatan tradisional yang hanya berfokus pada pendapatan bermodel top-line.
“Pertumbuhan kami hanya akan terjadi apabila mitra kami turut berkembang. Karena itu, seluruh keputusan operasional, mulai dari penentuan strategi harga hingga optimalisasi pengalaman tamu,” ujar Christian Sunjoto, Sabtu (17/5/2025).
Dia mengaku bangga menjadi perusahaan yang dibangun oleh orang Indonesia, dan percaya bahwa pertumbuhan berkelanjutan selalu berakar dari rumah sendiri.
Menurutnya, keunggulan Nakula terletak pada pemahaman yang mendalam terhadap pasar lokal serta kemampuan untuk bergerak cepat.
“Kami tahu apa yang sedang tren, apa yang berubah, dan kami bisa bertindak segera,” tegas Christian, seraya menuturkan, pihaknya dapat meluncurkan properti baru hanya dalam dua minggu.
Ketangkasan ini didukung oleh operasional internal yang mencakup pemasaran, layanan tamu, hingga sistem manajemen properti berbasis teknologi yang memberikan transparansi serta akses data performa dan insight yang real-time kepada para pemilik. Serta komitmen pada pengembangan talenta lokal menjadi jantung dari filosofi Nakula.
Melalui pelatihan berkelanjutan dan kolaborasi dengan komunitas sekitar, Nakula tak hanya menghadirkan layanan kelas dunia, tetapi juga memperkuat ekosistem ekonomi lokal.
“Selama perusahaan ini terus berjalan dengan sehat, tujuan kami adalah menjadi market leader yang membuka lapangan pekerjaan berkualitas bagi masyarakat lokal,” tutur Christian, sembari berharap langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi pelaku industri lainnya untuk melakukan hal serupa.
Langkah konkret Nakula dalam bidang keberlanjutan juga menjadi prioritas, yang terinspirasi oleh filosofi Tri Hita Karana, di mana Nakula selalu menjunjung harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas. Dari penghapusan plastik sekali pakai, penyediaan amenities ramah lingkungan, hingga penggunaan panel surya dan sistem daur ulang air, semua inisiatif ini dihadirkan sebagai standar, bukan pengecualian.
Salah satu properti unggulan Nakula, Amarta Beach Retreat di Tabanan, menjadi perwujudan nyata prinsip-prinsip ini, di mana dengan arsitektur hijau dan pendekatan operasional yang menyatu dengan alam, Amarta menghadirkan pengalaman menginap yang selaras dengan lingkungan.
Di sisi lain, kemitraan dengan komunitas seniman, institusi pariwisata, dan program pendidikan turut menguatkan warisan budaya Bali dan mendukung regenerasi profesional di sektor perhotelan.
Dua belas tahun sejak didirikan, Nakula terus menapaki langkah dengan keyakinan yang tenang namun pasti, juga pendekatan yang berpusat pada manusia dan visi jangka panjang yang matang, Nakula tidak sekadar menciptakan pengalaman menginap yang istimewa. Nakula sedang membentuk lanskap baru bagi perhotelan lokal yang bertanggung jawab, berdampak, dan berakar kuat di tanah kelahirannya di Bali.
“Bagi kami, bila perusahaan menghasilkan keuntungan, maka biarkan keuntungan itu membuka kesempatan kerja dan membantu anak-anak menempuh pendidikan. Itulah makna sukses yang sesungguhnya,” jelas Christian. (Kb/djo)