TABANAN, Kilasbali.com-Badan Anggaran (Banggar) DPRD Tabanan bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Tabanan menggelar rapat kerja pembahasan RAPBD tahun 2019 pada Senin (22/10/2018). Rapat tersebut fokus membahas besaran anggaran atau target Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Bahkan dalam rapat tersebut dewan menyoroti beberapa point yang menyebabkan PAD tahun 2018 menurun. Salah satunya Ketua Banggar, I Ketut Boping Suryadi menyebutkan retribusi parkir menurun yang ditarget Rp 3,2 miliar realisasi baru Rp 2 miliar. Sehingga salah satu program dalam menaikan retribusi parkir yakni e-parkir disebut program gagal.
Selain disoroti e-parkir dinilai belum maksimal diterapkan, dewan juga menyoroti aset Pemkab Tabanan DTW Bedugul yang lama terbengkalai sejak berhentinya pengelola pihak ketiga. Begitu pula penerapan e-billing di DTW Tanah Lot Tabanan sampai saat ini belum ada kejelasan.
Boping mengungkapkan program e parkir disebutkan belum maksimal. Karena pendapatan retribusi parkir justru malah menurun. Terlebih saat ini masyarakat masih enggan menggunakan e-parkir. “E-parkir jelas gagal dari Rp 3,5 miliar menjadi Rp 2 miliar itu apa, buat apa ada program yang menghabiskan dana Rp 2 miliar, DPRD tegas menyatakan gagal,” jelasnya.
Namun karena sudah kadung berjalan, agar lebih optimal Boping menyarankan e-parkir diterapkan diareal parkir yang bloking sistem. Artinya ada kantong parkir yang bisa melihat orang keluar masuk. “Disamping kesadaran masyarakat walapun peradapan digital masyarakat desa dan tua masih ngekoh, sehingga mending yang manual,” tegasnya.
Hal serupa pun disampaikan oleh anggota Banggar I Wayan Sudiana bahwa penerapan e-parkir tidak tepat guna. Hematnya e-parkir diterapkan di zona tertutup seperti Pasar Transit Tabanan atau di Terminal Pesiapan. “Jangan gunakan di tempat yang terbuka seperti ini sehingga perlu di evaluasi,” tegas Gading.
Mengenai hal itu, Kepala Dinas Perhubungan Tabanan, I Made Agus Harta Wiguna mengklarifikasi pernyataan dewan yang menyebutkan e-parkir menurun. Target 2019 untuk retribusi parkir di tepi jalan umum justru meningkat. Namun tidak bisa menunjukkan data lengkap. “Itu bukan penurunan, justru ada peningkatan tapi kami tidak bawa data. Yang dibilang menurun itu diakibatkan karena ada reposisi seperti parkir khusus yang masuk PAD lain-lain yah sah. Kalau angka saya tidak bawa data. Sehingga hanya pemindahan saja apple to applenya sama. Jadi tidak ada penurunan malah meningkat 2 persen. Karena saya tidak bawa data, saya tidak boleh mengarang data,” dalihnya. (*KB).