GIANYAR, Kilasbali.com – HIV/AIDS dulunya sempat ditabukan bagai Penyakit kutukan sehingga penderitanya kerap “dikucilkan”.
Kini ketika terdegradasi penyakit lainnya warga pun proaktif melakukan test sehingga kasusnya secara riil lebih terdata. Bahkan dalam empat tahun terakhir, Dinas Kesehatan (Dinkes) Gianyar mencatat, masyarakat di Gianyar yang terjangkit HIV sebanyak 741 orang.
Dari beneran data Diskes Gianyar, tahun 2020 jumlah masyarakat yang dites HIV/AIDS sebanyak 8.378, dari total tersebut ditemukan yang positif HIV sebanyak 124. Lalu di tahun 2021 yang ditest sebanyak 8.469 orang dan yang positif sebanyak 176. Sementara pada tahun 2022, tes HIV/AIDS dilakukan pada 8.455 orang, dan yang hasilnya positif sebanyak 150.
Di tahun 2023 pemerintah melakukan test pada lebih banyak orang lagi, yakni sebanyak 9.632 orang. Benar saja, hasil positif juga menunjukkan angka di atas tahun sebelumnya, yaitu 177 orang positif HIV. Sementara untuk tahun 2024, pemerintah baru merekapitulasi dari bulan Januari sampai Agustus, ada yang ditest 7.237 positif, hasilnya 114 orang positif HIV.
Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, yang dikonfirmasi, Selasa (8/10) membenarkan hal tersebut. Kata dia, HIV-AIDS saat ini masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia.
Disebutkan, dalam lima tahun terakhir di Kabupaten Gianyar tercatat 8.000 sampai 9.000 orang per tahun melakukan tes HIV di layanan kesehatan.
“Pemerintah Kabupaten Gianyar telah mendekatkan pelayanan tes HIV di seluruh UPTD Puskesmas se-Kabupaten Gianyar, RSUD Sanjiwani Gianyar, RSU Payangan dan seluruh rumah sakit swasta di Kabupaten Gianyar, dengan tujuan mempermudah mendeteksi kasus ini,” ujar Ariyuni.
Dari data tersebut di atas, kata Ariyuni, diketahui bahwa setiap tahun ditemukan kasus HIV baru di wilayah Kabupaten Gianyar.
“Untuk pelayanan kesehatan lanjutannya, layanan pengobatan HIV telah diberikan di Rumah Sakit, baik RSUD Sanjiwani Gianyar, RSU Payangan termasuk di RSU Swasta yaitu RSU Ganesha dan RSU Ari Santi. Selain itu pengobatan dengan ARV (Anti Tetro Viral) juga dilaksanakan di UPTD Puskesmas seperti di UPTD Puskesmas Ubud II, Ubud I, Tegalalang I, Sukawati I dan Gianyar I,” ujarnya.
Bagi warga ODHIV (Orang Dengan HIV), kata Ariyuni, dapat mengakses pengobatan ARV di masing-masing layanan.
“Secara keseluruhan saat ini sebanyak 1.131 ODHIV mengakses pengobatan di sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Gianyar. Upaya penanggulangan HIV diharapkan dapat menurunkan hingga meniadakan infeksi baru, menurunkan hingga meniadakan kecacatan dan kematian yang disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan AIDS, menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV,” ujarnya.
Ariyuni mengajak masyarakat melakukan upaya pencegahan penularan HIV dengan prinsip ABCDE, yaitu Abstinensia, yaitu puasa seks bagi yang belum menikah, Be faithfull, yaitu prinsip untuk saling setia pada pasangan bagi yang sudah menikah, Condom, seperti namanya prinsip ini menganjurkan untuk menggunakan kondom bagi yang berhubungan seks beresiko.
Dont drug, artinya jangan gunakan narkoba suntik ataupun sejenisnya, dan Education, yaitu dengan cara mengedukasi orang sekitar terkait informasi HIV yang benar. “Bila berperilaku berisiko tinggi tertular HIV, lakukan test HIV di layanan kesehatan terdekat, untuk mengetahui status HIV. Bila positif HIV, agar segera melakukan pengobatan ARV,” ujarnya. (ina/kb)