TABANAN, Kilasbali.com – Alokasi pupuk subsidi kepada para petani di Kabupaten Tabanan dari Pemerintah Pusat kembali meningkat setelah sebelumnya sempat terjadi penurunan akibat naiknya harga bahan dasar.
“Terjadi peningkatan. Dulu ada edaran dari pusat karena ada peningkatan harga bahan dasar pupuk. Akhinya (sempat) ada penurunan alokasi,” ungkap Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Ni Nyoman Riawati, Selasa (28/5).
Namun, karena ada permohonan dari petani agar alokasi dikembalikan seperti sebelumnya, Pemerintah Pusat akhirnya merealisaikan.
“Maka dianggarkan kembali sekitar Rp 14 triliun, itu kurang lebih, untuk 2,5 ton pupuk subsidi. Sehingga ada penambahan per Mei 2024,” jelasnya.
Ia menyebut saat ini proses pendistribusian pupuk subsidi tersebut telah memasuki tahap input ulang e-RDKK (elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok).
Menurutnya, beberapa kelompok petani sudah ada yang menebus pupuk subsidi itu karena kebetulan sedang jadwal masa tanam.
“Kalau di Bali jumlah petaninya rata-rata kecil. (Menggarap) 20 sampai 30 are. Sehingga proses menebus (pupuk subsidi) pakai surat kuasa oleh tempek atau subak. Ditebus sekali dalam satu masa tanam,” tukasnya.
Kelompok petani yang sudah menebus pupuk subsidi ia contohkan pada Subak Bengkel yang saat ini sedang memasuki masa tanam.
“Paling tidak seminggu setelah menanam mereka sudah memupuk. Jadinya sudah bisa menebus,” imbuhnya.
Sesuai data, rincian alokasi pupuk subsidi per kecamatan meliputi Selemadeg Barat dengan jenis Urea yang semula 230,588 ton menjadi 396,041 ton. Sedangkan NPK yang semula 87,28 ton menjadi 214,184 ton.
Masih di kecamatan yang sama, alokasi NPK khusus juga diberikan dari semula 160,812 ton menjadi 1.117,541 ton.
Berikutnya di Kecamatan Selemadeg untuk jenis Urea yang semula 437,746 ton menjadi 753,951 ton. NPK yang semula 269,54 ton menjadi 710,372 ton. Sedangkan NPK khusus dari 18.875 ton menjadi 131,459 ton.
Selanjutnya Kecamatan Selemadeg Timur, Urea yang semula 423,781 ton menjadi 731,908 ton. NPK yang semula 310,83 ton menjadi 1.000,942 ton.
Kerambitan untuk jenis Urea yang semula 723,503 ton menjadi 1.250,309 ton. NPK 457,38 ton menjadi 833,365 ton.
Tabanan untuk jenis Urea yang awalnya 648,720 ton menjadi 1.118,293 ton. NPK yang awalnya 358,44 ton menjadi 904,030 ton.
Kemudian Kediri, untuk Urea yang semula 654,551 ton menjadi 1.131,023 ton. NPK dari 405,01 ton menjadi 1.108,317 ton.
Marga untuk Urea yang tadinya 487,461 ton menjadi 838,718 ton. NPK yang semula 301,48 ton menjadi 879,843 ton.
Baturiti untuk jenis Urea yang semula 533,338 ton menjadi 920,196 ton. Sedangkan NPK yang awalnya 283,14 ton menjadi 739,961 ton.
Selanjutnya Kecamatan Penebel untuk jenis Urea yang awalnya 914,433 ton menjadi 1.491,891 ton. NPK yang tadinya 565,40 ton menjadi 1.504,706 ton.
Berikutnya Kecamatan Pupuan untuk jenis Urea yang semula 153,027 ton menjadi 265,670 ton. Sedangkan NPK yang tadinya 1.229,28 ton menjadi 1.229,280 ton.
Sehingga secara keseluruhan alokasi pupuk subsidi di Kabupaten Tabanan sepanjang 2024 totalnya 8.898,000 ton Urea, 9.125,000 ton NPK, dan 1.249,000 ton NPK khusus.
“NPK khusus itu untuk tanaman kakao,” pungkas Ria. (c/kb)