SosialTabanan

Antisipasi Asap Kebakaran TPA Mandung, Lima Ribu Masker Sudah Disebar

    TABANAN, Kilasbali.com – Sedikitnya lima ribu lembar masker telah disebar kepada warga di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mandung yang terbakar sejak Sabtu (14/10) dini hari.

    Selain kepada warga terdampak, masker yang dibagikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan itu juga dibagikan kepada para petugas yang memadamkan kebakaran di TPA Mandung.

    Kepala BPBD Tabanan I Nyoman Srinadha Giri menyebut pembagian masker ini sesuai instruksi Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya usai memimpin rapat internal penanggulangan bencana kebakaran di TPA Mandung.

    “Selain menangani apinya, antisipasi dampak asap yang ditimbulkan bagi warga sekitar. Perintah bupati sudah seperti itu. Lindungi masyarakat sekitar dengan masker,” ujar Srinadha Giri, Senin (16/10).

    Baca Juga:  Pidato Pengantar Bupati terhadap RAPBD TA. 2025 dan RAPBD Perubahan TA. 2024 dalam Rapat Paripurna DPRD Tabanan

    Menurutnya, pada saat malam hari gangguan yang disebabkan oleh asap kebakaran TPA Mandung akan sangat dirasakan oleh masyarakat sekitar. “Kalau malam itu bau (kebakaran) sangat keras,” jelasnya.

    Srinadha menjelaskan, pihaknya sudah mulai membagikan masker sejak hari pertama kebakaran. Di hari pertama ada dua ribu masker yang dibagikan. Kemudian di hari kedua, Minggu (15/10), ada 1.500 masker yang dibagikan kepada warga Desa Kukuh secara merata.

    “Hari ini dua ribu (masker) untuk warga yang terdampak di Desa Sembung Gede. Kalau yang di Desa Kukuh sudah dibagikan kemarin kepada warga yang terdampak secara merata,” jelasnya.

    Baca Juga:  Bawaslu Tabanan Telusuri 2 ASN dan Perbekel yang Ikut Pendaftaran Cabup-Cawabup

    Selain melakukan pembagian masker, pihaknya juga mendirikan pos pengungsian bagi warga yang terdampak asap akibat kebakaran TPA Mandung.

    Pos pengungsian ini ada di Wantilan Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, yang berjarak sekitar satu kilometer dari TPA Mandung. Pos pengungsian ini mampu menampung sekitar 50 warga. “Tapi sejauh ini belum ada yang memanfaatkan,” jelasnya. (c/kb)

     

    Back to top button