TABANAN, Kilasbali.com-Satu lagi warga asal Bali yang menjadi korban gempa 7,7 Skala Richer dan Tsunami di Kota Palu Sulawesi Tengah. Ia adalah atlet Gateball, I Dewa Yoga Nata Kusuma (38), warga dari Banjar Tegal Ambengan, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan. Hingga saat ini keberadaan Dewa Yoga belum diketahui. Namun dikabarkan masih tertimbun di Hotel Roa-Roa Palu.
Dewa Yoga adalah staf di Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah II Denpasar. Bahkan dia juga merupakan seorang atlet gateball. Terungkap dirinya ke Palu karena mengikuti kejuaraan Nasional Gateball Palu serangkian HUT Kota Palu mewakili BPJN bersama dua orang rekannya di BPJN Denpasar. Mengingat kondisinya masih simpang siur keluarga pun pasrah.
Saat disambangi di rumah Dewa Gede Yoga, isak tangis ibu korban Dewa Ayu Yayu Ratna Dewi mendadak pecah. Kesedihan juga tampak di anak pertama Dewa Yoga yakni Dewa Ayu Nindia Natania (9) bersama kedua adiknya, Dewa Gede Danendra Nata (6) dan Dewa Bagus Nusakti Adinata (1,5), tampak lesu. Meski baru berusia sembilan tahun, Dewa Ayu tampaknya sudah mulai paham tentang apa yang tengah terjadi pada ayahnya.
Keluarga besar pun hanya bisa terus berdoa dan berharap, Dewa Yoga selamat dari musibah tersebut. Tak banyak yang bisa disampaikan oleh keluarga besar Dewa Yoga, karena informasi yang mereka dapatkan tentang kondisi dan keberadaan Dewa Yoga masih simpang siur. Hanya saja, seluruh keluarga meyakini Dewa Yoga masih selamat. Ini dikuatkan dengan informasi terakhir yang disampaikan oleh rekan kerja Dewa Yoga kepada Dewa Bagus Dwipa Natakusuma (adik kedua korban, red) yang mengatakan sempat mendengar suara teriakan minta tolong korban lewat pipa paralon. Hanya saja setelah itu tidak ada kabar lagi sampai saat ini. “Nunas tulung doakan anak tiyang pang selamet (minta tolong doakan anak saya supaya selamat),” ujar ibu korban sembari meneteskan air mata, Selasa (2/10/2018).
Sedangkan adik kandung Dewa Yoga, Dewa Bagus Dwipa Nata Kusuma (36), mengatakan, kakaknya tersebut berangkat ke Palu pada Jumat (28/9) pukul 03.00 Wita dari Banjar Mekayu, Desa Lalanglinggah tepat sang istri bekerja sebagai bidan PTT di Pustu Selemadeg Barat karena tinggal di mes. Dikatakannya, Dewa Yoga mendapat tugas ikut kejuaraan gateball bersama dua rekannya serangkaian hut kota Palu. Korban yang juga staf di balai pelaksanaan jalan nasional wilayah II Bali Nusra ini berangkat dari Tabanan, Jumat dini hari pukul 03.00 wita, dari mess tempat istrinya bekerja di Pustu Mekayu, desa lalanglinggah, Selemadeg Barat ke Palu dan menginap di hotel Roa Roa. Bahkan sebelum kejadian gempa dan tsunami, korban dikatakan sempat menelpon istrinya Gusti Ayu Gede Dina Karamani (30).
Keadaan mendadak berubah panik, Jumat sore, dimana saat Dewa Kusuma melihat berita di televisi bahwa terjadi gempa 7,7 SC dibarengi tsunami di Kota Palu dan Kabupaten Donggala. Dirinya langsung menelpon sang kakak, namun sayang telepon dari Dewa Yoga tidak bisa dihubungi. “Ditelpon berkali-kali tidak bisa, kemudian saya telepon temanya yang ada di Denpasar,” ungkapnya.
Informasi yang didapat dari rekan Dewa Yoga pun tidak jelas, sebab sambungan telepon ke Palu pasca gempa memang mati total. Bahkan ada yang mengatakan sang kakak masih hidup karena sempat terdengar teriakan minta tolong dari viva paralon hotel. “Dari informasi didapat, kakak menginap di hotel roa-roa lantai tujuh,” bebernya.
Selain itu informasi didapat dari Denpasar jika Dewa Yoga terjebak didalam hotel karena sedang istirahat. Padahal dua rekannya yang berangkat bareng, Jumat sore sebelum gempa sudah mengajak Dewa Yoga keluar hotel untuk makan. Namun sayang Dewa Yoga memilih istirahat dan akan nyusul rekannya itu. Beberapa menit kemudian gempa mengguncang kota Palu. Kerusakan pun terjadi dimana-mana termasuk Hotel Roa-Roa ambruk rata dengan tanah.
Atas kondisi tersebut keluarga pun pasrah, termasuk istri Dewa Yoga, Gusti Ayu Gede Dina Karamani (30), terus menangis. Karena tidak tahan mendapat informasi tidak jelas maka istrinya memutuskan menyusul ke Palu bersama dengan adik ipar notabane istri dari Dewa Kusuma dan dua orang staff dari BPJN Denpasar. Akan tetapi sampai saat ini belum bisa menuju Palu karena pesawat belum bisa menuju ke Kota Palu. Mereka masih tinggal dirumah mertua Dewa Yoga di Makasar. “Sama istri saya kakak ipar di Makasar karena belum bisa ke Palu. Dia panik dan terus menangis,” imbuhnya.
Menurut Dewa Kusuma, Dewa Yoga pria kelahiran 16 Mei 1980. Sebelum menjadi staff di BPJN Denpasar ia adalah seorang guru sastra Inggris di SMK Surya Wisata lulusan Univesitas Udayana. Terkait dengan olahraga Gateball memang sering keluar kota ikut pertandingan. “Kami mohon doa, besar harapan kami semoga kakak selamat,” ujarnya.
Dewa Yoga merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ia dilahirkan dari pasangan suami istri I Dewa Ayu Yayu Ratna dan alrmahum Dewa Nyoman Sukadana. Dewa Yoga dikarunia tiga orang ana, diantaranya Dewa Ayu Nindya Natania, 9, masih kelas 4 SD, anak kedua Dewa Gede Danendra Nata, 6, masih TK nol besar lalu anak ketiga Dewa Nagus Nusakti Adi Nata baru berusia 1,5 tahun. (*KB).