TABANAN, Kilabali.com – Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga, meninjau proses pemadaman di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mandung yang kebakaran pada Kamis (1/5).
Sejak awal April 2025 atau bulan lalu, TPA yang berlokasi di Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan, itu kebakaran lagi.
Kondisi ini diduga kuat terjadi akibat akumulasi gas metan pada bukit sampah setinggi 12 meter yang terbakar akibat suhu panas musim kemarau.
Di saat yang sama, keadaan ini juga membuat warga sekitar terganggu dengan kepulan asap yang bersumber dari TPA yang sudah overload tersebut.
Sementara itu, proses pendinginan dengan mengguyur air yang sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu belum sepenuhnya bisa mengatasi keadaan di TPA tersebut.
Dirga menyebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan akan mengupayakan solusi percepatan untuk menangani kondisi itu.
“Dengan menambah volume air untuk penyiraman. Kami sudah koordinasi dengan BPBD, Damkar, dan Dinas LH,” kata Dirga.
Selain itu, besok ia akan menggelar rapat koordinasi dengan pihak-pihak itu untuk menentukan penanganan yang lebih terarah. “Dan memastikan kesiapan anggarannya,” imbuh Dirga.
Ia sempat mengusulkan pembuatan jalan melingkar di sekitar areal TPA untuk memudahkan kendaraan tanki membawa air ke titik rawan asap.
Hanya saja, ia mengatakan bahwa usulan ini perlu mendapatkan kajian terlebih dulu, khususnya dari sisi risiko.
Sebab, struktur tumpukan sampah di sekitar TPA itu belum stabil sehingga rawan longsor dan justru akan menjadi masalah baru.
Mantan Ketua DPRD Tabanan Periode 2019-2024 itu juga menyebut, rapat koordinasi nanti juga untuk memperkuat sistem pengelolaan sampah ke depannya.
“Upaya apa saja yang sudah dijalankan sebelumnya. Nanti dievaluasi untuk memastikan efektivitasnya. Yang sudah bagus, diteruskan. Yang belum, kami carikan sistem yang lebih baik,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), I Gusti Putu Ekayana menyebut saat ini pihaknya sedang mempertimbangkan untuk membuat tower air di beberapa titik di TPA.
Dengan adanya tower tersebut, penyiraman akan lebih cepat dan merata. “Tapi memang perlu kajian dan anggaran,” jelasnya. (c/kb)