TABANAN, Kilasbali.com – Bidang kewirausahaan menjadi salah satu yang masuk ke dalam 21 program prioritas yang hendak direalisasikan pasangan calon bupati dan wakil bupati Tabanan nomor urut 1 I Nyoman Mulyadi dan I Nyoman Ardika (Mulyadi-Ardika) bila terpilih di Pilkada 2024.
Salah bentuk kegiatan di bidang kewirausahaan yang akan diimplementasikan ke depannya adalah konsep Banjar Mart. Dengan konsep ini, Mulyadi-Ardika hendak menjadikan banjar sebagai motor ekonomi terbawah.
“Secara ekonomi, perputaran uangnya ada di tingkat banjar,” kata calon wakil bupati Tabanan I Nyoman Ardika usai forum Tabanan Bebas Bicara, Minggu (17/11).
Ardika yang akrab disapa Sengap menyebut, konsep ini terinspirasi dari salah satu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di salah satu desa di Bali yang berkembang secara optimal.
BUMDes itu bahkan mampu membiayai kegiatan upacara hingga menyantuni keluarga yang tidak mampu secara ekonomi.
“Sebetulnya sama seperti LPD (lembaga perkreditan desa). Cuma bedanya, LPD itu tempat orang simpan pinjam. Kalau orang punya duit lebih, baru berinvestasi. Kalau Banjar Mart, namanya orang berkebutuhan pasti mencari,” jelasnya.
Ia merinci lagi perbedaan LPD dengan Banjar Mart yang menjadi gagasan Mulyadi-Ardika. Dengan Banjar Mart, orang punya kebutuhan seratus maka ia akan berbelanja seratus. “Kalau LPD, punya uang 200, yang 150 dipakai belanja, yang lagi 50 disimpan,” jelasnya.
Selain itu, hasil usaha yang dilakukan melalui Banjar Mart juga ke depannya bisa dipakai untuk mencukupi kebutuhan biaya upacara atau kegiatan di tingkat banjar. “Sepanjang dikelola dengan manajemen yang baik,” tegasnya.
Menurut Ardika yang akrab disapa Sengap, konsep Banjar Mart ini juga bersifat fleksibel. Ia bisa hadir di banjar sebagai penyedia grosir utama sehingga tidak sampai mematikan warung-warung tradisional.
Selain itu, Banjar Mart juga bisa diarahkan sebagai toko 24 jam sehingga bisa menjadi tempat alternatif berbelanja bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hariannya. “Misalnya warung tradisional sudah tutup, Banjar Mart ini yang menyediakan,” pungkasnya.
Fleksibelitas lainnya, Banjar Mart ini tidak mesti harus berwujud toko kebutuhan sehari-hari. Konsep wirausaha ini juga bisa dikembangkan dalam bentuk usaha lainnya seperti coffee shop sehingga menjadi tempat nongkrong bagi anak-anak muda.
“Banjar Mart ini fleksibel. Bisa disesuaikan dengan situasi wilayahnya. Kalau di kota mungkin bisa jadi coffee shop. Kalau di tingkat pedesaan mungkin bisa menjadi toko 24 jam,” pungkasnya. (tim/kb).