TABANAN, Kilasbali.com – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Tabanan nomor urut 1 I Nyoman Mulyadi dan I Nyoman Ardika (Mulyadi-Ardika) meminta izin kepada seluruh masyarakat untuk ngayah memimpin Tabanan pada 2024-2029.
Prinsip inilah yang menjadi dasar Mulyadi-Ardika untuk memberanikan diri tampil sebagai calon bupati dan wakil bupati Tabanan dalam Pilkada 2024.
Prinsip tersebut disampaikan Nyoman Ardika selaku calon wakil bupati yang mendampingi Mulyadi dalam kalimat penutup di debat Pilkada 2024 pertama pada Kamis (31/10).
“Kami bukan siapa-siapa dan kami bukan apa-apa. Tetapi kami tentunya berkesempatan untuk berperan aktif dan ikut serta mewujudkan Tabanan sebagai daerah kelahiran kami,” kata Ardika dengan merendah.
Ardika yang berlatar belakang pendidikan tinggi di bidang keagamaan itu juga mengutip falsafah Sadhu Mawang Anuraga yang menjadi motto Kabupaten Tabanan. Ia menyebut dengan berkepribadian yang bijaksana, Mulyadi-Ardika ingin mewujudkan Tabanan yang betul-betul makmur.
Ardika yang juga seniman Bali itu juga mengutip falsafah padi yang semakin berisi semakin merunduk, konsep subak yang mengalirkan air dari hulu ke hilir, hingga konsep pemutaran Mandara Giri, memutar roda kehidupan.
“Izinkan kami dengan kerendahan hati, dengan segala kekurangan yang kami miliki, izinkan kami ngayah mewujudkan kemampuan kami, mengaktualisasikan kemampuan kami, untuk membangun Tabanan yang kita cintai,” tegas Ardika yang memiliki nama panggung Sengap itu.
Ia menyebut, tidak seorang pemimpin ingin merusak daerahnya. Begitu juga sebaliknya, tidak seorang masyarakat tidak mencintai pemimpinnya. Sehingga, semuanya harus saling berkomunikasi dengan seimbang.
“Suka tidak suka. Sepakat tidak sepakat. Kita harus menjunjung satu kesatuan yang utuh bahwa kita adalah masyarakat Tabanan yang tercinta,” ujarnya. (tim/kb).