DENPASAR, Kilasbali.com – Untuk kali kedelapan kesenian Sesoreng dari kabupaten Magelang tampil di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019. Tahun ini yang tampil adalah kesenian Sesoreng dari Bindusari, Krijo Santoso.
“Tahun ini kami menunjuk satu kesenian Sesoreng dari Bindusari, Sanggar Langen Kridha Santosa. Kesenian Sesoreng ini kami kolaborasikan dengan sendratari. Kami mengangkat cerita Dewi Sri Boyong,” terang Kasi Kesenian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Magelang, Mantep, S.Pd., M.Pd saat ditemui diakhir pementasan di kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya, Denpasar, Kamis sore (27/6/2019).
Menurut Mantep, cerita ini mengisahkan tentang sebuah negeri aman dan makmur yang dipimpin Ki Ageng Makukuhan. Suasana damai tiba-tiba berubah seiring hilangnya Dewi Sri. Sang Dewi Kesuburan dari negeri tersebut.
Rakyat gelisah karena panen yang gagal dan paceklik. Prihatin dengan hal itu, Ki Ageng Makukuhan memohon petunjuk Hyang Maha Kuasa. Sesuai petunjuk negeri akan kembali makmur bila Dewi Sri dapat kembali.
Diutuslah Senopati Gading Pamekik mencari keberadaan Dewi Sri. Dalam usahanya memboyong Dewi Sri, Gading Pamekik harus menghadapi perlawanan dari Prabu Kala Gumarang. Perang besar tak dapat dihindari.
“Kala Gumarang berhasil dikalahkan. Dengan suka cita Dewi Sri dapat diboyong kembali,” papar Mantep.
“Untuk menggarap pementasan ini sanggar Langen Kridha Santosa melakukan persiapan selama sebulan,” imbuhnya.
Mantep menjelaskan, mereka mengambil cerita ini karena terkait kemakmuran, untuk kesuburan, untuk kesejahteraan rakyat. Mengingat Dewi Sri itu Dewi Padi atau Dewi Kesuburan, Dewi Kemakmuran.
“Tujuannya, supaya apa, karena masyarakat Magelang itu rada khususnya sebagian besar itu petani, mengharap anugerah dari Tuhan supaya kesuburan, kemakmuran masyarakat yang hidup dari bertani ini semakin terangkat,” jelas Mantep.
Melalui pementasan ini Mantep mengajak masyarakat untuk mencintai budaya sendiri dan menjaga persatuan serta kerukunan masyarakat secara bersama-sama membasmi angkara murka. “Saya percaya, kejujuran akan akan bisa memberantas Angkara Murka itu,” pesan Mantep.
Kesenian Sesoreng sendiri mulai dikenal di Magelang, Jawa Tengah sejak tahun 1957. Kesenian Sesoreng ini terinspirasi kisah pasukan prajurit Aryo Penangsang yang dikenal dengan Soreng-Soreng saat perang melawan Kadipaten Pacang. Kini di Magelang telah berdiri sebanyak 73 grup kesenian khusus Soreng. (kb)