DENPASAR, Kilasbali.com – Sejak tahun 2017 Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul selalu berpartisipasi dalam Pesta Kesenian Bali (PKB). Kali ini di PKB ke-41 tahun 2019, kabupaten Bantul menampilkan sendratari Senapatya Kuskendha.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan kabupaten Bantul, Jogjakarta, Nugroho Eko Setyanto, pihaknya menampilkan sendratari Senapatya Kuskendha di PKB tahun ini karena pertimbangan cerita rakyat ini juga dikenal oleh masyarakat Bali da nada kesamaan cerita antara yang di Bantul dan di Bali.
“Kami coba untuk menampilkan cerita ini (Senapatya Kuskendha-red) agar masyarakat Bali juga tidak terlalu asing dengan cerita ini walaupun agak berbeda,” tutur Nugroho saat ditemui diakhir pementasan di panggung Madya Mandala, Taman Budaya, Denpasar, Rabu sore (26/6/2019).
Sendratari Senapatya Kuskendha melibatkan 20 an penari dengan total rombongan 35 orang. Sendratari ini menceritakan tentang pertempuran antara Rsi Subali dengan dua raja raksasa berkepala Kerbau dan Sapi, Mahesa Sura dan Lembu Sura di Goa Kinkendha.
Rsi Subali utusan para dewa berwujud kera yang sakti mandraguna untuk mengambil Dewi Tara yang diculik oleh kedua raja raksasa. Mereka menculik karena nafsu dan angkara. Sang Rsi Subali, berperang melawan nafsu dan angkara murka tersebut. Ia mempertaruhkan jiwa untuk menumpasnya, jelas Nugroho.
Sendratari Senapatya Kuskendha digarap selama sebulan oleh Bima Arya Putra sebagai penata tari dan Sahrul Kepek Yuliyanto sebagai penata iringan. Cerita ini tentang pertempuran antara nafsu dan keserakahan. Pesannya keserakahan dan kebatilan itu akan hancur oleh kebaikan, terang Nugroho. (rls/kb)