TABANAN, Kilasbali.com – Persiapan penyelenggaraan program Sekolah Rakyat terus dilakukan jelang peluncuran pada pertengahan 2025 ini.
Di Provinsi Bali, setidaknya sudah ada 84 orang calon siswa yang mendaftarkan diri untuk mengikuti program pendidikan dengan konsep asrama atau boarding school ini.
Nantinya, aktivitas belajar mengajar dalam program ini akan terpusat di Sentra Mahatmiya Bali, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri.
Calon siswa sekolah tersebut tidak hanya dari Kabupaten Tabanan. Beberapa calon siswanya ada juga yang berasal dari kabupaten/kota lainnya di Provinsi Bali.
“Sudah ada yang daftar. Kalau tidak salah 84 orang,” kata Sentra Mahatmiya Bali, Sri Wibowo, pada Minggu (18/5).
Ia menyebut, calon siswa yang mendaftar tersebut ada juga yang berasal dari Kabupaten Badung, Buleleng, dan Kota Denpasar. “Semua akan boarding (asrama). Sekolahnya boarding,” imbuhnya.
Menurutnya, sosialisasi program Sekolah Rakyat ini sudah dilakukan sejak dua bulan lalu. Terutama untuk mencari calon siswanya.
“Hari ini, kami sosialisasi dan penguatan lagi dengan mengundang orang tua dan anak-anaknya,” beber Sri Wibowo.
Ia memberikan gambaran, Sekolah Rakyat yang menjadi program prioritas Pemerintah Pusat ini tidak jauh beda dengan sekolah reguler. “Cuma dikhususkan untuk (anak-anak) dari keluarga miskin. Semuanya gratis,” jelasnya.
Proses pembelajarannya nanti juga akan diperkirakan berbarengan dengan dimulainya tahun ajaran 2025/2030. “Kalau di sini (Bali), saat ini (sementara) jenjang SMP,” imbuhnya.
Sri Wibowo menjelaskan, dalam pelaksanaannya nanti, Sentra Mahatmiya sebetulnya hanya terpilih sebagai lokasi pelaksanaan belajar mengajar.
“Kemudian, SDM (sumber daya manusia) kami juga cuma pendukung saja. Kalau gurunya tetap dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dan pemda (pemerintah daerah),” jelasnya.
Saat ini, sambung Sri Wibowo, tahap persiapan masih pada penetapan calon siswa. Sedangkan, peluncurannya direncanakan antara Juli atau Agustus 2025 mendatang oleh Presiden RI, Prabowo Subianto, di Bekasi.
“Mungkin dalam perkembangannya akan bertambah (jumlah pendaftarnya),” kata Sri Wibowo seraya menyebutkan dalam prosesnya nanti para orang tua maupun siswa akan membuat surat pernyataan untuk bersedia ikut asrama.
Sejatinya, Sekolah Rakyat di Bali ditargetkan untuk bisa menyerap calon siswa yang terkumpul ke dalam tiga rombongan belajar atau rombel.
“Saat ini kelas dan sarana prasarana sedang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Cipta Karya. Perkiraannya di Juli minggu kedua akan selesai. Termasuk di dalamnya guru di asrama juga,” sebutnya.
Ia menjelaskan, Sekolah Rakyat ini menjadi program prioritas Pemerintah Pusat untuk memutus mata rantai kemiskinan struktural dari sisi pendidikan.
“Kementerian Sosial diberi tanggung jawab melaksanakannya karena punya sentra-sentra dari fasilitas pendukung juga sudah ada. Tinggal memoles sedikit. Partisipasi dari pemda juga ada. Cuma di Bali ini luasnya tidak memungkinkan karena perlu lahan sekitar lima hektar,” pungkasnya. (c/kb)