TABANAN, Kilasbali.com – Sekolah Tinggi Kesehatan atau Stikes Advaita Medika Tabanan bersiap menyambut tahun ajaran 2025/2026 yang akan diselenggarakan pada Agustus 2025 mendatang.
Ini akan menjadi kesempatan bagi para calon mahasiswa yang hendak meraih masa depan cerah di bidang kesehatan.
Dengan tiga program studi utama yakni D3 Kebidanan, S1 Keperawatan, dan Profesi Ners, Stikes Advaita Medika Tabanan menyelenggarakan pendidikan melalui jalur reguler bagi lulusan SMA atau sederajat.
Tidak hanya itu, sekolah tinggi yang berlokasi di Jalan Perkutut Nomor 25, Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan ini juga menyediakan jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi tenaga kesehatan yang ingin meningkatkan strata pendidikannya dari D3 Kebidanan ke S1 Keperawatan.
“Kami menyediakan tiga program studi utama antara lain D3 Kebidanan, S1 Keperawatan, dan Preofesi Ners. Kami berupaya mempersiapkan lulusan yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga siap bersaing di dunia kerja,” jelas Ketua Stikes Advaita Medika Tabanan, Desak Gede Yenny Arpiani, pada Kamis (23/1).
Menurut Yenny, program RPL dirancang dengan fleksibilitas waktu sehingga mahasiswa tetap bisa menyesuaikan pendidikan dengan jam kerja mereka.
“Pola pembelajaran hybrid yang kami terapkan, lengkap dengan web pembelajaran khusus, memungkinkan mahasiswa belajar secara efektif tanpa mengganggu tugas profesional mereka,” jelasnya.
Ia menambahkan, Stikes Advaita Medika Tabanan telah menjadi institusi pendidikan yang menawarkan berbagai keuntungan bagi mahasiswanya.
Salah satu daya tarik utama adalah bebas biaya pendaftaran yang menjadikannya salah satu institusi kesehatan yang paling terjangkau tanpa mengorbankan kualitas pendidikan.
Sekolah tinggi ini juga mendukung program Indonesia Pintar. Bagi siswa yang memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP), tersedia fasilitas bantuan pendidikan yang mencakup biaya pendidikan hingga kebutuhan hidup selama masa studi, termasuk di program Profesi Ners.
Selain itu, Stikes Advaita Medika Tabanan juga menawarkan Bantuan Biaya Pendidikan (BBP) yang dikhususkan untuk kebutuhan biaya kuliah.
Bahkan, andil Stikes Advaita Medika Tabanan dalam mendukung program Indonesia Pintar ini juga banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa dari luar Bali seperti dari Provinsi Nusa Tenggara Barat, Papua, dan beberapa provinsi di Pulau Kalimantan.
“Pada tahun 2025 ini, kami menambah lima kuota beasiswa dari yayasan, sehingga peluang mendapatkan bantuan pendidikan semakin besar,” ungkap Yenny.
Ditambahkan, sejak berdiri pada 2009 lalu, Stikes Advaita Medika Tabanan telah membangun jejaring yang luas dengan berbagai rumah sakit di Bali. Baik yang di bawah naungan pemerintah atau swasta.
Kerja sama tersebut menjadi modal bagi Stikes Advaita Medika Tabanan untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan melalui kegiatan praktek bagi mahasiswanya.
“Tidak sedikit alumni kami yang akhirnya diterima bekerja di tempat praktik mereka setelah menyelesaikan pendidikan. Ini menunjukkan kualitas lulusan Stikes Advaita Medika Tabanan yang diakui oleh institusi kesehatan,” pungkasnya. (c/kb)