TABANAN, Kilasbali.com – Perayaan Rahina Tumpek Krulut, diperingati oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui Upacara Jana Kerthi sebagai pelaksanaan Tata-titi Kehidupan Masyarakat Bali, bedasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi Dalam Bali Era Baru.
Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya., S.E.,M.M, dalam hal ini, sesuai dengan Instruksi Gubernur Bali Nomor 08 Tahun 2022, mengajak seluruh jajaran Pemerintahan untuk melakukan persembahyangan di Desa Adat Kubontingguh, Sabtu (23/7).
Pihaknya berharap perayaan Tumpek Krulut bisa dijadikan momen menjaga keselarasan alam semesta berlandaskan rasa kasih sayang (welas asih).
Upacara yang berlangsung, tepatnya di Pura Kahyangan Jagat Dalem Purwa Kubontingguh, Desa Denbatas Kecamatan Tabanan tersebut dihadiri pula oleh Wakil Bupati I Made Edi Wirawan, S.E beserta Nyonya, Ketua DPRD Tabanan, Unsur Muspida, Camat seluruh Tabanan beserta OPD terkait. Persembahyangan ini juga dilakukan serentak di seluruh Bali.
Dimaknai sebagai hari kasih sayang, Tumpek Krulut yang jatuh pada Saniscara Kliwon, Wuku Krulut, sebagai bentuk pelaksanaan Jana Kerthi merupakan simbol bagi kita agar dapat menyayangi seluruh alam semesta beserta isinya. Pada perayaan Tumpek Krulut ini juga sebagai wujud bhakti terhadap Ida Sanghyang Widhi Wasa, dan Sanghyang Dewa Iswara yang hadir dalam bentuk manifestasi gamelan.
Tumpek Krulut juga sebagai implementasi Tri Hita Karana, yakni keselarasan manusia dengan Tuhan, Manusia dengan sesama manusia serta manusia dengan alam semesta. “Jika keselarasan tersebut sampun memargi antar, maka akan terjadi keharmonisan dan cinta kasih terhadap kehidupan di dunia. Maka dari Tumpek Krulut maknanya atau disebut sebagai Hari Kasih Sayang,” ujar Bupati Sanjaya dalam sambutannya.
Lebih lanjut, pihaknya juga menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Tabanan terus berupaya untuk merawat, memelihara, kesucian, kelestarian, keseimbangan, keselarasan, keharmonisan alam secara sekala dan niskala.
Termasuk di dalamnya pelestarian agama, adat, tradisi dan seni budaya. Tentunya dengan dilandasi oleh kasih sayang, menjadi bentuk apresiasi dan implementasi Visi Pemerintah Tabanan yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana, Menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM).
“Untuk melaksanakan tugas di Pemerintahan Tabanan, kita harus memiliki rasa kasih sayang, dengan ini kita bisa memaknai pembangunan yang ingin kita capai, dengan gotong royong, kerjasama, dan kasih sayang, saya yakin pembangunan kita baik hulu, tengah, hilir, pertanian dan pembangunan apapun di Tabanan bisa kita laksanakan dengan baik seperti hari ini,” tambah Sanjaya.
Seperti halnya disampaikan oleh Kadis Kebudayaan Ir. I Wayan Sugatra yang saat itu menyambut baik kedatangan jajaran Pemkab Tabanan, sesuai yang diinstruksikan oleh Gubernur Bali Perayaan Rahina Tumpek Krulut melaksanakan dengan upacara Jana Kerthi, Tumpek Krulut sendiri berasal dari kata lulut yang berarti proses kasih sayang.
Adapun kegiatan seni yang ditampilkan dalam perayaan Tumpek Krulut ini termasuk penampilan Tari Jauk Manis, dan Tari Oleg Tamulilingan. Tentunya pertunjukan tari ini sangat diapresiasi oleh Pemkab Tabanan, di mana makna yang disampaikan sangat sesuai dengan Tumpek Krulut, yakni implementasi kasih sayang terhadap sesama manusia, dan juga simbolisasi pemimpin yang arif dan bijak sana serta penuh kasih sayang terhadap rakyatnya.
Tak hanya persembahyangan, pada momen perayaan Tumpek Krulut ini juga dilaksanakan Penyerahan SK Penetapan Cagar Budaya Peringkat Kabupaten Tabanan, kepada Pura Batu Belig Desa Rejasa Kecamatan Penebel, dan juga Penyerahan SK PEnetapan Cagar Budaya Peringkat Kabupaten Tabanan kepada Pura Natar Jemeng Desa Pinge Kecamatan Marga.
Dilanjutkan dengan Penyerahan Piagam Penghargaan terhadap Penggiat Seni, Sekaa Sanggar serta dirangkaikan dengan Penyerahan bantuan Permakanan dari Bupati Tabanan kepada Panti Werda Santi Wanasara. (jus/kb)