GIANYAR, Kilasbali.com – Dihentikannya rute penerbangan Tiongkok – Bali ataupun sebaliknya, menyebabkan situasi di Pasar Seni Guwang hingga sejumlah restoran di wilayah Ubud lenggang.
Kemacetan pun tak terjadi di Banjar Teges, Desa Peliatan, Ubud, sejak sepekan terakhir. Pasalnya, bus-bus besar yang membawa wisatawan rombongan asal Tiongkok, tidak ada lagi.
Kendatipun ada satu hingga dua bus besar yang melintas, itu hanya membawa rombongan wisatawan lokal dan selebihnya pengunjung menggunakan mobil kecil.
“Bus-bus besar, kebanyakan membawa rombongan wisatawan Tiongkok. Namun sebelum dilarang, kedatangan wisatawan Tiongkok sudah menurun sejak seminggu yang lalu,” ungkap I Wayan Gading, salah seorang satpam di Resto Bebek Tepi Sawah, Kamis (6/2/2020).
Kondisi yang sama juga dirasakan para pedagang di Pasar Seni Guwang yang biasanya setiap hari diserbu kunjungan. Seorang pedagang Wayan Sri Wahyuni, mengaku jika tanpa wisatawan Tiongkok, Pasar Guwang jadi sepi.
Dikatakannya, sebelum ramai adanya pemberitaan wabah virus corona menyerang China, Wisatawan China hampir setiap hari dan mendominasi kunjungan ke pasar seni tersebut.
Jumlahnya tak sedikit, dikataknya kalau ramai jalan di depan pasar pasti sedikit tersendat. “Karena virus corona membuat sepi, sebelumnya tamu-tamu china yang ramai disini,” ujarnya.
Untuk saat ini wisatawan yang sering datang adalah wisatawan lokal. Yakni murid-murid dan mahasiswa yang studi tour.
Meski adanya penurunan wisatawan China, dirinya merasa tak terepengaruh terhadap pendapatanya dari berjualan. Lantaran wisatawan China sangat jarang belanja.
“Meskipun sedikit belanja, namun pasar jadi ramai, biasanya mereka ramai dan hanya beli buah-buahan dan jus, kalau ke kios kebanyakan lihat-lihat saja,” ungkap pemilik kios yang menjual baju kain pantai ini. (ina/kb)