TABANAN, Kilasbali.com – Serapan pupuk subsidi di Kabupaten Tabanan menjelang berakhirnya tahun 2024 masih terbilang rendah.
Tingkat serapannya rata-rata di bahwa lima puluh persen dari total alokasi pupuk subsidi yang diperoleh Kabupaten Tabanan.
Faktor utama yang memicu rendahnya tingkat serapan ini adalah kondisi cuaca khususnya hujan yang belum turun signifikan sehingga berakibat pada tunda tanam.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian (Distan) Tabanan, hingga September 2024, realisasi pupuk Urea baru mencapai 4.348 ton atau 48,87 persen dari total alokasi 8.898 ton.
Tingkat serapan yang hampir sama juga terjadi pada pupuk NPK. Realisasinya baru sebesar 4.261 ton atau 46,70 persen dari total alokasi 9.125 ton.
Bahkan tingkat serapan yang paling rendah terjadi pada pupuk NPK formula khusus. Serapannya yakni 51,10 ton atau 6,05 persen dari total alokasi 1.429 ton.
“Petani masih menunggu hujan untuk memulai masa tanam. Bila hujan turun pada Oktober hingga Desember, serapan pupuk diprediksi meningkat signifikan,” jelas Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Distan Tabanan, Drh Ni Nyoman Ria Wati, Kamis (24/10).
Selain itu, kendala teknis juga turut mempengaruhi rendahnya serapan pupuk subsidi. Karena, proses distribusi dari pemerintah pusat yang dilakukan dalam dua tahap sempat membingungkan petani untuk melakukan penebusan.
Kendati demikian, Ria memastikan kondisi ini tidak akan berdampak terhadap alokasi pada 2025 mendatang.
Bahkan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan rencana definitive kebutuhan kelompok atau RDKK untuk alokasi pupuk subsidi 2025. “Dengan harapan alokasinya dapat sesuai dengan kebutuhan petani,” tambahnya. (c/kb).