TABANAN, Kilasbali.com – Subak Bengkel yang berlokasi di Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, pada Rabu (23/5) ditetapkan sebagai demonstration site ecohydrology oleh UNESCO.
Dengan penetapan tersebut, Subak Bengkel akan menjadi satu dari 51 demonstration site di 32 negara.
Sesuai namanya, demonstration site ecohydrology, Subak Bengkel akan mengimplementasikan pertanian yang ramah lingkungan. Utamanya terhadap pemanfaatan air.
Namun penerapan ecohydrology ini tetap menjadikan subak sebagai basis utama tata kelola air di persawahan.
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya yang hadir dalam penandatanganan prasasti Subak Bengkel sebagai demonstration site ecohydrology tersebut menyampaikan terima kasih kepada Universitas Muhamadiyah Malang.
“Karena UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) telah bekerja sama dengan semua pihak sehingga hari ini ada delegasi dari UNESCO datang menetakpan Subak Bengkel sebagai demonstration site yang ada juga hubungannya dengan WWF (World Water Forum),” ujar Sanjaya.
Ia mengatakan, dengan penerapan ecohydrology, keberadaan subak semakin bisa dipertahankan. Di satu sisi penerapan teknologi juga tetap bisa berjalan. Sehingga ke depannya anak-anak muda lebih berminat pada sektor pertanian melalui pemanfaatan teknologi.
Di saat yang sama, Rektor UMM Nazaruddin Malik menyampaikan terima kasih kepada Bupati Sanjaya yang telah memberikan kesempatan bagi lembaga pendidikannya untuk menjalankan salah satu program unggulannya yakni Center Of Excellence.
“Bersama dengan advisor dari UNESCO yang mencoba memberikan terobosan agar perguruan tinggi memainkan peran kemasyarakatan yang konkret salah satu kelebihan kita water system dengan Subak Bengkel,” jelasnya.
Ia menyebut, Tabanan sebagai lumbung padi yang dikenal secara nasional diharapkan ikut andil menjaga lingkungan air yang baik dengan sistem tata kelola berbasis subak.
“Yang diintriodusir dengan menggunakan teknologi baru. Mudah-mudahan bisa menarik minat anak muda menjadi pelopor ketahanan pangan tanpa meninggalkan tradisi,” tukasnya. (c/kb)