TABANAN, Kilasbali.com – Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya membuka Festival ke-4 Jatiluwih di DTW Jatiluwih, Desa Jatiluwih, Penebel Tabanan, Sabtu (22/7).
Rombongan Bupati Tabanan disambut Tari Rejang Kesari, Tebug Lesung, dan ciri khas kehidupan pertanian yaitu metekap yang diyakini mampu mensukseskan event bergengsi ini sekaligus mendongkrak kunjungan wisatawan ke Jatiluwih.
Bupati Sanjaya menyambut baik terselenggaranya Festival Jatiluwih yang ke-4 ini, karena tanpa kegiatan ajang promosi, karena sebagus apapun objek wisata yang dimiliki Kabupaten Tabanan tidak akan mampu optimal.
Bahkan, lanjut Sanjaya, produk-produk makanan ataupun minuman yang sudah terkenal di kalangan masyarakat, sampai saat ini masih terus dipromosikan.
“Sama halnya dengan Festival Jatiluwih ini, sebagus apapun objek Jatiluwih ini, Tanah Lot, maupun Ulundanu Beratan, selalu kita promosikan lagi. Salah satu caranya adalah dengan cara membuat event seperti hari ini yang kita sebut festival Jatiluwih ini. Tepuk tangan dulu buat Festival Jatiluwih ini,” ajak Sanjaya.
Sanjaya menegaskan, Pemkab Tabanan akan selalu mendukung setiap kegiatan yang bertujuan sebagai ajang promosi wisata ataupun untuk kesejahteraan masyarakat.
Apalagi di kabupaten Tabanan di karuniai alam yang indah serta terdapat berbagai potensi dan destinasi wisata yang sangat menarik, sehingga hal ini ditekankannya harus dimanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat.
“Kita memiliki 3 objek wisata unggulan di Tabanan. Yang paling ramai dikunjungi wisatawan adalah Tanah Lot, yang kedua obyek wisata Ulundanu, yang ketiga adalah Jatiluwih. Ketiga-tiganya memiliki kearifan lokal dan potensi yang berbeda-beda, semuanya memiliki keunggulan. Sebenarnya, semuanya hebat-hebat, bagus-bagus, bahkan Presiden Obama pernah datang ke Jatiluwih. Ini artinya obyek wisata kita tidak main-main,” ujar Sanjaya.
Untuk itu, Sanjaya meminta kepada seluruh pihak terkait agar bersama-sama berupaya untuk meningkatkan kualitas obyek-obyek wisata yang ada di Tabanan, termasuk terkait penataan infrastruktur.
Sanjaya sangat meyakini, bahwa obyek wisata yang baik adalah obyek wisata yang bagus penataan infrastrukturnya, terutama tempat parkir hingga manajemennya, sehingga mampu memberikan kenyamanan bagi para pelaku wisata serta para wisatawan.
Sementara, Plt. Kepala DTW Jatiluwih Alitoya Winaya, menyampaikan, bahwa anggaran dana dari festival ini dari dana promosi yang dimiliki oleh DTW, kemudian dana pendampingan dari Kementerian Pariwisata, peran serta Desa Adat, Desa Dinas dan Masyarakat, serta untuk festival ini diselenggarakan selama 2 hari dari tanggal 22 hingga 23 Juli 2023.
Dalam festival ini menampilkan tebug lesung yang merupakan tradisi turun temurun di Desa Adat setempat dan kesenian dan kebudayaan lainnya.
Untuk tempat parkir, pihaknya mengatakan telah berkoordinasi dengan semua pihak, baik pemilik warung, restoran di wilayah objek untuk diajak kerjasama guna memperlancar perjalanan wisatawan.
Rencana ke depan, akan direncanakan pembuatan tempat parkir dan masih dikaji untuk peningkatan DTW. (m/kb)