Seni BudayaSosialTabanan

Memaknai Perayaan Tumpek Uye

Jaga Keharmonisan Alam, Pemkab Tabanan Gelar Upacara Segara Kerthi di Pura Segara Banjar Kedungu

    TABANAN, Kilasbali.com – Memaknai Perayaan Tumpek Uye yang jatuh setiap 210 hari sekali, Bupati Tabanan,  I Komang Gede Sanjaya melalui Sekda, I Gede Susila bersama dengan jajaran Pemerintah Kabupaten Tabanan melaksanakan upacara Segara Kerthi di Pura Segara Banjar Kedungu, Desa Adat Kedungu, Belalang, Kediri, Tabanan, Sabtu (25/3).

     

    Upacara segara kerthi ini merupakan kali ketiga dilaksanakan, setelah sebelumnya berlangsung di Pantai Yeh Gangga, di bulan Agustus lalu.

    Keberlangsungan upacara ini merupakan tindaklanjut dari instruksi Gubernur Bali nomor 3 tahun 2023, tentang Perayaan Rahina Tumpek Uye dengan Upacara Segara Kerthi sebagai pelaksanaan Tata-titi Kehidupan Masyarakat Bali Bedasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kethi dalam Bali Era Baru.

     

    Dalam Tumpek Uye, telah terlaksana upacara yang berlangsung secara sekala dan niskala. Secara Niskala berupa persembahyangan di Pura Segara dan secara Sekala yakni pelepasan tukik dan burung di pesisir Pantai Segara Kedungu. Oleh karenanya, Pura Segara dipilih sebagai lokasi terbaik guna membangun keharmonisan manusia dengan unsur alam dan laut.

    Baca Juga:  Partisipasi Pemilih Banjar Delod Rurung dan Bada Gede di Desa Antosari Diprediksi 80 Persen

    Upacara yang diinisiasi oleh Gubernur Bali ini diikuti oleh Jajaran Forkopimda Tabanan, para Asisten Setda, Para Kepala OPD dan Kepala Bagian di lingkungan Pemkab Tabanan, para instansi vertikal terkait, Camat Kediri serta Perbekel dan Bendesa adat setempat.

     

    Sebagaimana diketahui, Rahina Tumpek Uye dimaknai sebagai Pemuliaan Satwa Wewalungan (Binatang/satwa) sebagai kepercayaan masyarakat Hindu Bali, yakni bagian dari penghuni Bumi dan alam yang lebih dahulu dari manusia.

    Oleh karenanya, manusia memiliki kewajiban untuk menghormati dan memuliakannya melalui pelaksanaan upacara Segara Kerthi sebagai upaya meraih keharmonisan dengan unsur alam.

    Baca Juga:  Pemkab Tabanan Gelar Pelaksanaan Orientasi PPPK 2024

     

    Dalam sambutan Bupati Sanjaya yang dibacakan oleh Sekda Susila pagi itu, pihaknya menekankan bahwa pelaksanaan upacara Segara Kerthi ini berlaku sebagai pedoman dalam tata titi kehidupan masyarakat bali yang harmonis dan seimbang dan kehidupan krama bali yang adiluhung.

    “Pemerintah Kabupaten Tabanan berusaha untuk selalu menjaga kesucian, kelestarian, keseimbangan, keselarasan, keharmonisan alam dan isinya secara sekala dan niskala. Agar tercapai kelestarian secara agama, adat dan tradisi beserta seni dan budayanya” papar Susila

     

    Selain itu Perayaan Rahina Tumpek Uye disebutkannya, merupakan wujud pelaksanaan nilai-nilai adiluhung Sad Kerthi dengan upacara segara kerthi untuk menyucikan laut. “Perayaan Rahina Tumpek Uye memiliki makna sebagai penghormatan dan terima kasih kepada binatang karena dapat membantu dalam kehidupan manusia” lanjutnya.

    Baca Juga:  Rusak Moral dan Budaya Bali, Pemprov Bali Larang Pementasan Joged Bumbung Jaruh

     

    Sesuai dengan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali terutama dalam pelestarian adat, agama dan seni budaya, I Made Yudiana selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga menyampaikan, pelepasan tukik dan burung dilakukan sebagai bagian dari keseimbangan pelaksanaan upacara secara sekala dan niskala.

    “Saya tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran yang hadir, serta berharap agar uleman ini dapat mamargi antar, labda karya, sida sidaning don” tuturnya. (m/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi