GIANYAR, Kilasbali.com – Kehadiran kera besar yang berkeliaran di lingkungan padat pemukiman membuat resah Warga Banjar Buda Ireng, Desa Batubulan Kangin, Sukawati dalam sepekan terakhir.
Tidak hanya merusak kebun dan atap rumah, kera yang terlihat agresif ini dikhawatirkan akan melukai warga, terutamanya anak-anak.
Hingga Senin (23/11/2020) warga masih melakukan pencarian kera besar tersebut. Namun, kera yang terbilang cerdik itu tidak juga terlihat.
Warga yakin, kera yang menebar “teror” yang membuat warga ketakutan ini masih ada di sekitar Banjar Buda Ireng, Desa Batubulan Kangin, Sukawati.
“Hari ini Kami masih memburu keberdaannya, namun kemungkinan dia bersembunyi di bagian atap rumah warga,” ungkap Made Sukarta (53) salah seorang warga setempat.
Sukarta yang Mantan Anggota DPRD Gianyar ini mengungkapkan, keberadaan kera ini sudah seminggu, namun dirinya mengaku sudah melihatnya sejak Sabtu (21/11/2020) lalu.
Kera tersebut, masuk ke rumah penduduk dan bertenger di genteng rumah warga. Sempat tetangganya mencoba mengusir dengan batang bambu, kera tersebut malah agresif mau menyerang balik.
“Kami khawtirkan anak-anak yang nantinya menjadi korban,” was-wasnya.
Disebutkan, biasanya kera tersebut menampakkan dirinya ketika lapar pada pagi hari, dan malam harinya kera itu diduga tidur di pepohonan sebelah timur Banjar setempat.
Disebutkan warga setempat sempat trauma, lantaran 3 tahun lalu pernah ada kemunculan kera liar dan menyerang dan melukai warga.
”Kami mohon bantuan petugas BPBD Gianyar dan instansi terkait untuk menangkapnya,” harap Sukarta.
Senada itu, Kelian Dinas Buda Ireng, Nyoman Subawa, mengatakan kera ini sudah sangat meresahkan dan mengkhawatirkan warga.
Mengkhawatirkan bagi anak-anak yang sebagian tinggal di rumah. Selain itu, kera ini merusak tanaman dan makan buah-buahan milik warga seperti buah manga, pisang dan lainnya.
“Selain merusak tanaman, kera ini juga merusak bagian atap rumah warga,” terangnya.
Disebutkan, warga setempat kesulitan mencari solusi untuk menangkap kera ini, karena di desa adatnya ada Perarem yang melarang menembak satwa.
Karena itu, petugas BKSDA sudah pernah datang dan mencoba dengan memberi pisang diisi bius. Namun sayang kera tersebut tidak mau memakannya. Bahkan sempat ditulup, namun kera lari sangat kencang dan menghilang.
Plt BPBD Kabupaten Gianyar, Ngakan Dharma Jati dihubungi mengaku pihaknya belum mendapat laporan dari bawah terkait kemunculan seekor kera masuk keperumahan penduduk. Atas informasi ini, pihaknya pun akan menurunkan staftnya untuk mengeceknya ke lapangan, untuk selanjutnya akan melakukan koordinasi dengan BKSDA.
“Kami akan cek dulu ke lapangan, sebeluam kami koordinasikan ke pihak KBSDA,” terangnya singkat. (ina/kb)