DENPASAR, Kilasbali.com – Abrasi yang terjadi di Pantai Gumicik yang terjadi sejak tiga tahun lalu hanya ditanggapi singkat oleh pihak Balai Wilayah Sungai Bali-Penida (BWSBP), Rabu (4/9/2019).
Kepala BWSBP, Airlangga Mardjono saat dikonfirmasi terkait kondisi tersebut melalui pesan singkat aplikasi WhatsApp hanya membalas dengan dua patah kata. “Bertahap mas,” tulisnya.
Begitu juga saat diberitahukan bahwa hanya berjarak 400 meter untuk menyambung krib sebagai pengaman pantai dan rumah warga, Kepala BWSBP tidak menjawab. Kendatipun aplikasinya dalam kondisi online.
Seperti diberitakan sebelumnya, abrasi parah di Pantai Gumicik, Ketewel, Sukawati, Gianyar menyebabkan para nelayan kehilangan mata pencaharian. Pasalnya, tidak ada lagi tempat menambatkan perahu akibat abrasi yang semakin parah. Mereka pun memilih langkah aman dengan menitipkan perahu kesayangannya di kelompok nelayan lainnya.
Sebelum abrasi, pantai ini terkenal dengan keindahan pohon kelapa yang berbaris rapi dan di sela-selanya terselip perahu nelayan. Sayangnya, akibat abrasi, pemandangan itupun kini tinggal kenangan. Sejak tiga tahun lalu, pantai ini sedikit demi sedikit terkikis dan kini hanya berbatasan dengan rumah penduduk sehingga sulit menambatkan perahu.
Atas kondisi ini, warga dan nelayan pun telah melapor ke Bupati Gianyar untuk diteruskan ke pihak terkait. Sayangnya, hingga saat ini tidak ada tindakan langsung dari pemerintah. Padahal, sejumlah pura di yang ada di pantai juga rawan tergerus.(jus/kb)