KLUNGKUNG, Kilasbali.com – Menikmati pesona Nusa Penida memang tak pernah ada habisnya. Pasalnya, pulau yang diberikan julukan Telur Emas oleh mantan Gubernur Bali Dewa Beratha ini, memiliki segudang potensi wisata yang patut dikunjungi jika datang ke Bali. Bahkan tidak lengkap jika ke Bali tanpa singgah menikmati objek wisata yang ada pulau ini.
Adapun beberapa objek wisata yang ada di pulau ini, yakni mulai dari Broken Beach atau masyarakat lokal menyebutnya Pasih Uug, Raja Lima Bukit Atuh yang menyerupai Raja Ampat, Kolam Bidadari, Smoky Beach, Crystal Bay, Pantai Kelingking, Manta Bay, Pantai Suwehan, Teletubbies Hill, dan objek menarik lainnya.
Sementara untuk tempat bermalam sendiri, para pelancong tidak usah khawatir. Karena tersedia beragam penginapan dengan harga kompetitif, bahkan tergolong terjangkau bagi wisatawan back packer.
Salah satu tempat penginapan yang patut dicoba, yakni Sunrise Penida Hill di Banjar Anyar, Desa Sakti, Nusa Penida, Klungkung.
Selain menawarkan kenyamanan bagi wisatawan yang ingin menghabiskan waktu di pulau ini, penginapan ini juga menawarkan panorama Pulau Bali dan Lombok. Sambil berendam di kolam renang, wisatawan dapat menyaksikan dengan jelas dua pulau.
Owner Sunrise Penida Hill Wayan Suliastama mengatakan, high sessioan (musim rame, red) kunjungan wisatawan terjadi pada bulan Juli hingga Agustus.
Menurutnya, sebelum dirinya terjun ke bisnis pariwisata, dirinya bergelut sebagai tukang pembuat bataran pelinggih (pura, red).
Namun sejak Festival Nusa Penida pertama tahun 2015 silam, wisatawan yang berkunjung ke Nusa Penida meningkat, sehingga dia mencoba di tahun 2018 membuat penginapan. Ternyata tanpa disadari, bisnisnya membuahkan hasil, dan ia pun menambah kamar lagi.
“Dulu hanya empat kamar, kemudian kami tambah lagi lima. Untuk sekarang total ada sembilan kamar yang kami miliki,” kata Suliastama saat syukuran hari jadi penginapannya yang ke pertama, Sabtu (30/3/2019).
Untuk modal sendiri, tambah Suliastama, pihaknya mengajukan anjungan ke bank.
“Fasilitas yang dimiliki penginapan kami, selain kolam renang, juga tersedia air panas, ketel untuk membuat air panas, Wi-Fi, serta fasilitas lainnya,” jelasnya seraya mengatakan, rate kamar mulai dari Rp400 ribu –Rp700 ribu permalam.
Ke depan, dirinya juga berencana akan mengembakan penginapan yang ia miliki. Bahkan, berencana akan membuat mice.
“Nanti kalau ada modal, dan tamunya ramai, kami akan menambah kamar. Bila perlu ada mice-nya,” ujarnya seraya menambahkan, untuk musim low session pihaknya juga memberikan diskon khusus.
Perbekel Desa Sakti Ketut Partita menambahkan, saat ini pihaknya berencana mengembangkan satu objek wisata, yakni Pantai Gamat dengan julukan Secreat Beach.
“Pantai ini sudah sering dikunjungi wisatawan. Mereka memberi nama Gamat Bay, bahkan ada yang memberinama Gamat Point. Tapi kami branding dan memberi nama The Secreat Beach,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga berencana mengembangkan Pantai Crocodile yang terletak bersebelahan sengan Crystal Bay. Di mana keunikan pantai ini jika dilihat dari atas, persis seperti buaya.
Sementara itu, Kelian Adat Banjar I Wayan Dana Merta mengatakan, pasca suksesnya Festival Nusa Penida pertama, kedua, dan ketiga, mata pencarian penduduk berubah.
“Petani masih ada, tapi untuk petani rumput laut sekarang sudah tidak ada. Mereka memilih beralih berkecimpung ke dunia pariwisata,” tuturnya.
Sedangkan salah satu komunitas driver, yakni Wayan Sutama dari Nusa Santi Tour Wayan Sutama mengusulkan agar Pemerintah Kabupaten memperbaiki jalan-jalan yang ada di kawasan Nusa Penida yang rusak dan tanpa penerangan.
“Kalau malam banyak wisatawan yang takut keluar. Karena tidak ada lampunya. Saya harap, pemkab memperbaiki jalan yang ada daripada membangun jalan lingkar yang membutuhkan biaya mahal,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu pengelola wisata dari General Manager Wizzela Management
Romanica Anggela Intanisari mengaku, wisatawan yang berkunjung ke Nusa Penida setiap tahunnya terus meningkat.
“Dari tahun 2018 kemarin menlonjaknya semakin tinggi. Baik lokal maupun mancanagera. Kenaikannya cukup signifikan, sekitar 50 persen,” kata Anggela didampingi Owner Wizzela Managemnt I Gde Wisnu Eka Putra. (jus*/kb)