GIANYAR, Kilasbali.com – Buntut kelangkaan elpiji 3 kilogram alias gas melon di pasaran dalam sepekan terakhir, membuat jajaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar ikut putar otak.
Dari intensifikasi dengan Pertamina hingga ke jejaringan agen stok dan distribusinya ternyata normal. Dugaan pun dialamatkan ke pengecer atau penjual gas nakal yang menimbun hingga momentum hari raya.
Kepala Disperindag Gianyar, Luh Gede Eka Suary, mengungkapkan, hingga Kamis (22/2) penyaluran gas, khususnya gas LPG 3 Kg atau gas melon, masih berjalan dengan baik.
Diduga, kelangkaan gas melon yang dihadapi masyarakat Gianyar menjelang Hari Raya Galungan, disebabkan oleh adanya oknum pedagang warung kelontong nakal.
Mereka sengaja menimbun gas melon, supaya bisa dijual dengan harga mahal saat momen hari raya.
“Dari Pertamina tidak ada kelangkaan, pun dari agen ke pangkalan, semuanya normal tidak ada kelangkaan,” ujar Eka.
Eka pun mengaku terkejut mendengar masyarakat Gianyar mengeluhkan tentang kelangkaan gas melon. Sebab, setiap tahun Pemkab Gianyar mendapatkan kuota yang cukup besar dari Kementerian ESDM.
“Sebenarnya kita sudah ada kuota yang diterbitkan kementerian ESDM. Kuota sudah sesuai dengan jumlah penduduk,” ujar Eka.
Adapun kuota gas melon yang diterima Gianyar untuk tahun 2024, seperti yang dibacakan Kabid Pemantauan Harga Komoditas Pasar Perindag Gianyar, Henny Sriwahju adalah sebanyak 7.000 metrik ton atau sekitar 2,3 juta tabung.
“Kuota 7.000 metrik ton per tahun 2024 ini. Kita usulkan 8.000. Prediksi kami sampai September sudah habis.
Berapa jumlah distribusi per bulan kita tak tahu. Tapi di sini ada 13 agen dan sebanyak 371 pangkalan, dan telah tersalurkan dengan baik,” ujar Sriwahju.
Terkait kelangkaan ini, Kadis Eka Suary menduga hal tersebut disebabkan adanya oknum pedagang toko kelontong yang nakal.
Mereka memanfaatkan hari libur panjang dan Pemilu 2024 kemarin untuk mengelabui masyarakat.
“Pas hari libur kemarin, agen memang libur. Tapi setelah itu, Informasi yang kami terima, pendistribusian kembali dilakukan. Kemungkinan pedagang nakal memanfaatkan hari libur tersebut untuk menyatakan gas langka ke masyarakat, supaya mereka bisa menaikkan harga,” ujarnya.
Dalam mengantisipasi harga gas melon melonjak karena adanya permainan oknum. Eka Suari mengimbau agar masyarakat langsung membeli gas melon ke pangkalan.
“Nanti kita sarankan masyarakat membeli ke pangkalan. Di sana harganya Rp 18.000 per tabung, tapi harus bawa KTP. Satu KTP bisa untuk dapat 2 tabung,” tandasnya. (ina/kb)