MANGUPURA, Kilasbali.com – Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengapresiasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang diperuntukkan bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui sejumlah lembaga perbankan.
“Penyaluran KUR sangat membantu pelaku UMKM bisa tetap bertahan di tengah guncangan ekonomi akibat dampak Covid-19,” kata Dewa Indra saat menghadiri acara Sosialisasi Penyaluran KUR yang digelar Kementerian Koodinator Perekonomian RI di The Westin Resort Nusa Dua, Sabtu (28/11/2020).
Menurutnya, UMKM adalah salah satu sektor yang mempunyai daya tahan dan terbukti mampu survive dalam situasi krisis. Hal tersebut, menurut Dewa Indra, terbukti dari beberapa gelombang krisis yang sempat dihadapi perekonomian Daerah Bali.
“Sebelumnya kita telah melewati beberapa gelombang krisis, mulai dari dampak teror, bencana alam erupsi Gunung Agung. Sekarang yang paling dahsyat yaitu pandemi Covid-19,” urainya.
Lanjut dia, dari sekian banyak gelombang krisis yang telah terlewati, birokrat kelahiran Singaraja ini menyebut UMKM membuktikan diri sebagai salah satu sektor yang paling mampu bertahan. “Ketika sektor lain kolaps, UMKM masih mampu survive, segmen usaha ini masih berdenyut,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, ia menilai langkah pemerintah menyalurkan KUR bagi UMKM di tengah pandemi Covid-19 merupakan sebuah kebijakan yang sangat tepat.
Ia menilai, kegiatan sosialisasi penyaluran KUR yang dilaksanakan Kemenko Perekonomian punya makna yang sangat penting karena bertujuan untuk menjamin optimalisasi penyerapan KUR.
“Sosialisasi ini penting, khususnya bagi Pemerintah Kabupaten/Kota agar lebih memahami regulasi penyaluran KUR. Sehingga ketika ada UMKM yang mengalami kendala, bisa dibantu untuk difasilitasi,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Dewa Indra berharap kepada lembaga perbankan yang ditugaskan untuk menyalurkan KUR agar memperluas penyaluran kredit ini, sehingga makin banyak UMKM yang tercover.
Dari perbincangan dengan perwakilan perbankan yang hadir, ia memperoleh informasi bahwa penyaluran KUR telah mencapai 80 persen. “Itu menandakan penyerapan dana ini cukup baik dan itu artinya sektor UMKM masih menggeliat di tengah pandemi,” sebutnya sembari mengajak seluruh komponen agar ke depannya memberi perhatian lebih serius terhadap UMKM. (rls/kb)