‘Metatah Massal di Yayasan Natar Agung LapLap’
DENPASAR, Kilasbali.com – Yayasan Natar Agung LapLap Penatih Dangin Puri menggelar upacara Mepandes atau Metatah massal, pada Minggu (23/8/2020).
Upacara tersebut menjadi istimewa karena Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara ikut serta sebagai Sangging.
Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara disela-sela acara mengatakan, mepandes atau metatah ini merupakan upacara Manusia Yadnya yang memang wajib dilakukan oleh umat Hindu khususnya orang tua kepada anaknya yang akan menginjak usia remaja atau dewasa.
“Dalam agama Hindu ritual ini bertujuan untuk mengendalikan 6 sifat buruk manusia yang juga dikenal dengan istilah Sad Ripu (enam musuh yang terdapat dalam diri manusia-red),” tuturnya.
Selain merupakan sebuah kewajiban dalam hidup Mepandes/Metatah ini, lanjut Jaya Negara, merupakan sebuah upacara untuk menetralisisr sifat buruk yang ada pada diri manusia atau Sad Ripu yang meliputi Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk), Matsarya (sifat dengki dan iri hati), dan Moha (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).
“Mepandes/Metatah massal merupakan wujud bhkati kepada Sang Pencipta. Walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19 kita harus tetap beryadnya, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, begitupun manusia dengan alam lingkungan harus tetap dijaga sebagaimana mestinya tetapi dengan catatan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan agar kita semua terhindar dari bahaya virus Corona,” ujar Jaya Negara.
Sementara Ketua Panitia Metatah Masal Yayasan Natar Agung LapLap, Wayan Kandra mengatakan upacara metatah ini merupakan suatu tradisi bagi umat Hindu dan khususnya untuk anak yang sudah menginjak umur remaja atau sudah dewasa.
“Tujuannya berupaya menghilangkan rasa atau sifat Sad Ripu untuk anak-anak yang diupacarai, yang merupakan bagian dari Manusa Yadnya. Jumlah peserta keseluruhan yang mengikuti Metatah massal ini sebanyak 50 orang,” ungkapnya.
Rangkaian upacara metatah massal ini sudah dilaksanakan dari awal bulan Juli yang dikerjakan secara gotong royong.
“Dengan dilaksanakannya upacara metatah massal ini diharapkan bisa mengurangi beban ekonomi dari masyarakat, serta si anak yang sudah metatah atau menginjak usia remaja mampu menemukan jati diri dan mampu melakukan pengendalian diri sehingga menjadi anak yang suputra sesuai harapan orang tua dan keluarga,” pungkas Wayan Kandra. (sgt/kb)