Gianyar

Peserta Aktif BPJS di Gianyar Terbontot di Bali Timur

    GIANYAR, Kilasbali.com – Kepesertaan BPJS Kesehatan kini mulai dirasakan sebagai bagian kewajiban hidup.

    Namun sayang, di Bali Timur, Gianyar justru di posisi bontot dalam urusan angka keaktifan kepesertaan BPJS kesehatan ini.

    Tunggakan hingga antrean pendaftaran di Faskes mendominasi dalih peserta tidak aktif.

    Dari data yang diterima dari Kantor BPJS Kesehatan Cabang Klungkung yang mewilayahi, Gianyar, Bangli, Klungkung dan Karangasem progres peningkatan keaftian kepesertaanya cukup tinggi.

    Namun sayang, angka aktif kepesertaan di Kabupten Gianyar mencolok di posisi bontot. Bangli diangka 93,41 persen, Klungkung 93,26, Karangasem 91,83 dan Gianyar diangka 8021 persen.

    Baca Juga:  IKLIM di Ubud Hadirkan 15 Band Lokakarya Aktivisme Musik & Lingkungan

    Kondisi ini menjadi ironis, karena fasilitas kesehatan untuk wilayah Bali Timur, Gianyar justru terbanyakbdan terlengkap. Di mana terdapat 87 faskes tingkat pertama dan 8 faskes tingkat lanjutan mulai dari type D, C dan B.

    Kepala Cabang BPJS Kesehatan Klungkung, Elly Widiani, Kamis ( 5/7) membenarkan kondisi itu. Disebutkan untuk kabupaten Gianyar sebenarnya banyak yang terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

    Hanya saja angka keaktifannya yang baru mencapai 80 persen. “Meski terendah di Bali Timur, angka ini cukup signifikan meningkat. Dua tahun sebelumnya, capaiannya hanya 60 persen. Tahun 2024 ini target capaian kita adalah 85 persen,” ujarnya optimis.

    Baca Juga:  Petugas dan Tokoh Masyarakat Sinergi Awasi WNA di Ubud

    Mengenai faktor penyebab ketidakaktifan ini, sebutnya beragam. Di mana pata tahun 2019 hingga 2021 banyak peserta tidak aktif karena imbas dari Pandemi Covid 19. Sehingga banyak yang terputus karena tunggakan.

    Pelayanan di faskes terutamanya antrena di pendaftaran juga menjadi salah satu kendala. Adapula pengaruh putusanya kepersertaaan BPJS pegawai non asn di Pemkab Gianyar lantaran perubahan kebijakan.

    Baca Juga:  Suara Krepet-kepret, Beringin di Pura Tirta Empul Tumbang

    “Kita optimis seiring peningkatan pelayanan serta inovasi-inovasi pelayanan lainnya, keaktifkan peserta bakal meningkat. BPJS kini mulai diposisikan sebagai kebutuhan. Ditambah lagi dengan sinergitas lintas instansi yang masif mewajibkan kepesertaan BPJS,” bebernya.

    Meskipun demikian, Elly tidak menutup mata terhadap kendala yang kerap ditemui di faskes.

    Seperti halnya antrean panjang saat pendaftaraan di sakah satu faskes. Kondisi ini terjadi karena terbatasnya mesin sidik jari.

    “Untuk Pasien yang berkebutuhan khusus, faskes juga kini mulai menyiapkan mesin sidik jari yang mobilling,” pungkasnya. (ina/kb)

    Back to top button