GIANYAR, Kilasbali.com – Meski kebakaran sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Temesi, Gianyar berhasil dipadamkan, namun masih sangat rentan.
Terlebih dalam tumpukan bukit sampah setempat, dipastikan ada banyak benda penyulut api di tengah terik matahari yang panas menyentak. Mencegah kebakaran susulan, penyiraman pun dilakukan setiap hari.
Pantauan, Kamis (19/10), mengantisipasi kebakaran kembali terjadi, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar pun melakukan penyemprotan secara rutin.
Sebelum terbakar, DLH Gianyar melakukan penyemprotan berselang dua hari. Penyemprotan tersebut bertujuan untuk mendinginkan sampah dan gas metana yang terkubur di bawah tumpukan sampah. Saat ini, penyemprotan dilakukan setiap hari.
Dalam menekan biaya menyiram tumpukan sampah, DLH Gianyar menggunakan air irigasi yang terdapat di dekat TPA.
Mereka menggunakan mesin dalam menarik air tersebut agar bisa digunakan untuk menyiram sampah.
Kepala DLH Gianyar, Ni Made Mirnawati membenarkan hal tersebut. Pihaknya bersyukur kebakaran TPA Temesi tidak berlarut-larut.
Berkat kesigapan petugas di TPA dan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Gianyar, api bisa langsung dipadamkan saat itu juga, dan tidak sampai merembet ke areal yang lebih luas.
Bahkan asapnya, kata Mirna, langsung bisa dihilangkan hanya dalam satu hari.
“Syukurnya saat ini sudah normal. Karena pada saat (kebakaran) itu, petugas langsung bisa memadamkan api dan mengilangkan asap dengan upaya pendinginan,” ujarnya.
Mirna menjelaskan, apapun akan dilakukannya, agar TPA Temesi tidak terbakar.
Sebab, kata dia, di sepanjang TPA itu atau di seberangnya, terdapat desa-desa di Kecamatan Gianyar.
Jika terjadi kebakaran, asapnya akan berhembus ke sejumlah desa, dan kondisi tersebut akan membahayakan kesehatan masyarakat.
Sebagaiman diketahui, kebakarakam skala besar terakhir kali terjadi di TPA Temesi pada September 2019 lalu.
Kala itu, ledakan gas metana terjadi pada tengah malam hingga pagi hari atau ketika masyarakat sedang tertidur pulas. Asap kebakaran masuk ke wilayah Desa Lebih.
Beberapa warga dikabarkan mengalami sesak napas, sehingga Dinas Kesehatan Gianyar kala itu membuka posko kesehatan di kawasan tersebut. Namun beruntung kondisi tersebut tak sampai menimbulkan korban jiwa.
Mirna pun menegaskan pihaknya tak ingin hal tersebut kembali terulang. Karena itu, saat ini pihaknya selalu memastikan kondisi sampah dalam keadaan basah.
“Sebelumnya kita semprot setiap dua hari, kini kita lakukan setiap hari. Kita gunakan air dari saluran irigasi. Selain itu, kita juga memastikan tidak ada petugas yang merokok atau menyulut api di areal TPA,” tandasnya.
Pihaknya sangat berharap musim hujan segera datang. Sebab itu satu-satunya hal yang dapat memastikan TPA Temesi terbebas dari kebakaran. “Mudah-mudahan segera turun hujan,” harapnya. (ina/kb)