GianyarNews Update

Jembatan Jebol, Macet Pindah ke Jalur Sayan

    GIANYAR, Kilasbali.com – Jalan Singakerta – Nyuh Kuning yang sebelumnya menjadi salah satu jalur macet, kini sedikit lenggang lantaran jembatan jebol.

    Namun imbasnya justru ke Jalan Raya Sayan. Mulai dari Desa Singapadu hingga Desa Kedewatan kini menjadi jalur berwarna merah.

    Pantauan, Rabu (20/9), penutupan jalan jembatan di Banjar Dauh Labak, Desa Singakerta, Ubud akibat jembatan berlubang, dan rawan jebol, berdampak buruk pada jalur di Jalan Raya Sayan, Ubud.

    Sebab, saat ini kendaraan besar yang akan menuju Tegalalang, memilih menggunakan jalur Sayan. Jalur yang sebelumnya telah diramaikan kendaraan pariwisata, saat ini semakin padat lagi.

    Baca Juga:  Ini Tujuan Polres Gianyar Gelar ‘Blue Light Patrol’

    Tidak hanya di Desa Sayan, bahkan mulai dari Desa Singapadu hingga Desa Kedewatan, kendaraaan merangkak panjang.

    Justru sebaliknya, Jalan raya Singakerta – Nyuh Kuning hingga simpang Pengosekan kini lebih lenggang.

    Pengguna jalan yang melintas hanya warga sekitar ataupun masyarakat yang beraktivitas wisata di wilayah itu saja.

    I Ketut Sarma, warga asal Sayan mengungkapkan, Jalan Raya Sayan memang terbilang padat. Sebab menjadi jalur penghubung antara Denpasar dan Kintamani, Bangli.

    Baca Juga:  Program Makan Siang Gratis Siap Gass di Gianyar

    Namun, sejak penutupan jalan di Banjar Dauh Labak, Singakerta, lalu lintas semakin padat. “Sebelumnya  banyak kendaraan hanya di siang  hari saja. Kini macetnya seharian, dari pagi sampai malam macet,” ujarnya.

    Kabid Bina Marga Dinas PUPR Gianyar, Made Gede Astawiguna mengatakan, pada Kamis 21 September, pihaknya akan membuka aspal di atas jembatan berlubang tersebut.

    Baca Juga:  Sidak di Tegallalang, Satpol PP Temukan Pembangunan Villa Tak Kantongi Izin

    Tujuannya untuk mengetahui struktur di bawahnya. “Besok kami coba buka aspal atasnya, untuk bisa kita lihat struktur bawahnya,” ujarnya.

    Terkait anggaran perbaikan dan kapan perbaikannya, Astawiguna mengatakan belum bisa memastikan. Sebab pihaknya masih melakukan kajian. “Saat ini kita masih lakukan investigasi,” tandasnya. (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi