DenpasarSeni Budaya

Seratusan Perempuan Semarakkan “Parade Kebaya Funky” di Living World

    DENPASAR, Kilasbali.com – Turut memperingati Hari Kartini, akhir pekan lalu, Business & Export Development Organization (BEDO) menggandeng Living World Denpasar dan Pendopo, serta sejumlah komunitas di Bali menggelar “Parade Kebaya Funky” di Living World, Jalan Gatot Subroto Timur, Tonja, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar.

    Event “Parade Kebaya Funky” ini diprakarsai oleh “person in charge” (PIC) Cluster Fashion Dwi Iskandar, yang juga owner Dwico Fashion. Diikuti oleh sekitar seratusan perempuan dari berbagai komunitas di Bali, termasuk puluhan mahasiswi dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di Bali.

    “Event ini bertujuan tidak hanya memperingati Hari Kartini, juga untuk melestarikan Kebaya Indonesia dengan memadukan sisi modern, sehingga mempresentasikan wanita saat ini yang aktif, modern, dan smart,” ujar Dwi Iskandar.

    Dia menyebutkan, lewat ajang “Parade Kebaya Funky” ini diharapkan bisa menjadi satu pilihan istilah gaya kebaya modern dan mengarah pada gaya berkebaya yang dinamis serta berkembang sesuai zamannya, mengingat kebaya menjadi salah satu fashion item yang bisa dipadupadankan dengan outfit lain apapun.

    Baca Juga:  Ikan Sumber Protein Tinggi!

    Pada tahun 2020, BEDO membentuk 3 cluster yang berfokus pada produk setiap usaha mikro kecil menengah (UMKM). Di mana, cluster fashion berfokus pada produk (fashion, accessories, dan kosmetik), cluster pangan berfokus pada produk (makanan, minuman, herbal), dan cluster craft berfokus pada produk (home décor, furniture, dan lainnya).

    “Setiap cluster memiliki “person in charge” (PIC) yang bertugas untuk memastikan setiap cluster memiliki kegiatan yang dapat mendukung para UMKM untuk terus produktif,” jelas Dwi Iskandar, seraya menuturtakan, melalui “Parade Kebaya Funky” ini, kedepan diharapkan Bali bisa menjadi “trend setter” untuk kebaya di Indonesia, bahkan dunia
    .
    Dengan kebaya funky ini katanya, kelak juga bisa digemari oleh generasi muda, karena desainnya yang lebih kekinian dan bisa disesuaikan dengan umur mereka. “Kebaya adalah blus atau baju atasan pas badan dengan bukaan di bagian depan dari atas ke bawah. Siluetnya mengikuti bentuk tubuh, dengan kupnat dari dada, pinggang hingga pinggul,” urai pria yang akrab disapa Dwico.

    Menurutnya, panjang kebaya bervariasi, dari sepanjang pinggul hingga di bawah lutut, dan ujung bawah kebaya bagian depan berbentuk sudut lancip yang bertemu antara kiri dan kanan. Di mana, kemiringan sudut garis dari panggul bawah ke tengah muka sangat bervariasi.

    Baca Juga:  Sandrina Malakiano Hadirkan Album Perdana Bertajuk AIR

    Jenis kebaya yang dikenal saat ini adalah kebaya Keraton/Kartini, kebaya renda/kebaya encim, kebaya modern, dan sebutan yang lebih detail adalah untuk kebaya yang populer di tiap daerah seperti, kebaya Bali, kebaya Madura, kebaya Sunda, kebaya Betawi, dan lain-lain.

    Kali ini BEDO juga menggandeng Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Provinsi Bali, Perempuan Berakhlak Mandiri Cendekia dari ICMI, Perempuan Pemimpin Indonesia, Pertiwi Indonesia Bali, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Institut Desain & Bisnis Bali, The Models Management, dan Forum Perempuan Ikawangi

    Dipandu langsung oleh Dwi Iskandar, para peserta “Parade Kebaya Funky” mengikuti gerakan, gaya, dan cara berjalan seperti yang dicontohkan oleh Viera Lovienta (Top 11 Putri indonesia 2022). Usai melakukan parade tersebut, tiap peserta berjalan berlenggak lenggok dan pose di hadapan para juri, yang akhirnya terseleksi dan terpilih sebagai pemenang “Lomba Kebaya Terfunky” yaitu, Petno Palupi dan Dian, perwakilan dari KCBI Provinsi Bali.

    Baca Juga:  Tiap Kampanye, Koster-Giri Sapa dan Hibur Puluhan Ribu Warga

    Sedangkan, Luh Leony Rida Pratiwi (IG @leonyridaa_) dan Ni Putu Ayu Suliyastini (IG @tuayu03), keduanya mahasiswi ISI Denpasar, yang terpilih dalam “Lomba Like IG dan Comment Terbanyak”. (Kb/djo)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi