GIANYAR, Kilasbali.com – Setelah secara marathon memperbaiki sarana dan prasarana gedung sekolah mulai dari PAUD, SD dan SMP, kini peremajaan bangku, meja kursi (meubelair).
Bahkan di tahun 2022 peremajaan meubelair di SMP sudah dilaksanakan. Tahun 2023 mendatang peremajaan meubelair dianggarkan untuk 10 SD.
Kadisdik Gianyar, I Made Suradnya mengungkapkan, untuk tahun 2023 tidak ada perbaikan atau rehab gedung sekolah. Didampingi Kabid Sarana dan Prasara, I Wayan Susila menyebutkan di Tahun 2023 fokus perbaikan sarana dan prasarana adalah mengganti meubelair pada SD di Gianyar.
Sementara itu, untuk mebelair pada SMP, di Tahun 2022 sudah dituntaskan. “Untuk mebelair SMP, tahun ini (2022) sudah tuntas diperbaiki artinya di sekolah SMP tidak semua meubelair dalam keadaan bagus,” jelas Made Suradnya.
Kabid Sarpras Disdik Gianyar, I Wayan Susila, menjelaskan pada APBD Induk 2023 nanti, sebanyak 10 SD yang akan mendapat perbaikan mebelair. SD yang mendapat pergantian mebelair yang baru meliputi SD di Desa Sayan, Peliatan, Buahan, Kedewatan dan Desa Tampaksiring.
“Total pengadaan meubelair sebanyak 1.800 unit bangku siswa,” jelas Susila.
Dirincikan, per kelas mendapat 30 bangku baru dan per sekolah mendapat 180 unit bangku baru. Dikatakan, perbaikan tersebut masih usulan, dan harapannya tidak dicoret saat pengesahan APBD.
Sedangkan untuk kerusakan kecil pada sekolah, seperti atap bocor, pihak sekolah bisa melakukan perbaikan sendiri dengan menggunakan dana BOS. Sedangkan kalau kerusakan sudah mencapai 50% bisa mengajukan rehab berat ke Disdik.
Bangku sekolah yang didapat nanti dengan rangka besi dan meja plastik tebal. “Nanti tidak lagi menggunakan bangku kayu, rangkanya dari besi dan meja berikut tempat duduk dari plastik, ini sudah sesuai standar,” ujarnya.
Diakuinya, di beberapa sekolah SD bangku siswa sudah rusak parah, ada yang tempat tas sudah berlubang, kursinya reot dan mejanya sudah bergoyang. Kerusakan bangku di sekolah ini menurutnya lebih banyak terjadi karena dipinjamkan kepada pihak lain, dan saat penggunaan tidak ikut menjaga barang tersebut. “Biasanya rusak karena dipinjam dan tidak merasa ikut memiliki,” ujarnya.
Seperti yang dituturkan salah warga asal Desa Buahan, Ketut Dana Wirawan menjelaskan di SDN 2 Buahan kondisi meubelair sudah rusak parah. Sebagian besar meubelair sudah rusak. “Ada yang sandarannya lepas, kakinya patah dan papan mejanya lepas,” jelas Dana Wirawan. (ina/kb)