GIANYAR, Kilasbali.com – Karena kondisi tebing yang labil, Jalan Raya Tegenungan, Sukawati yang longsor sejak tiga tahun lalu, dipastikan tidak akan dilakukan perbaikan. Pemkab Gianyar memilih membuat jalan baru yang kini masih proses pembebasan tanah.
Namun sayang, badan jalan jalan yang masih tersisa sedikit namun membahayakan, tetap saja diterobos oleh pemotor. Sementara pengemudi mobil sering terjebak lantaran tidak ada tanda penutupan.
Seorang warga asal Bangli, I Wayan Suparta mengaku benar-benar kesal lantaran tidak tau jika jalur Tgenungan Sukawati terputus karena longsor.
Suparta yang baru datang dari kapal pesiar itu mengaku jika dulunya dirinya sering melintasi jalur ini karena sangat signifikan untuk menghemat waktu dan menghindari kemacetan.
“Saya tidak tau kalau jalannya terputus. Selain tumben melintas disini, tandanya juga tidak ada,” kesalnya sembari memutar mobilnya di atas jembatan, Minggu (12/1/2020).
Tidak hanya Suparta, sebelumnya sebuah sebuah mobil juga nyaris terperosok di lokasi lantaran nekat melintasi jalan amblas tersebut.
Kejadian menegangkan tersebut terekam kamera oleh sejumlah pengendara yang nekat melintasi Jalan Raya Tegenungan, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, pekan lalu.
Pengemudi mobil, Rieke asal Jawa syok dan gugup.
Ia mengaku baru pertama kali melewati jalan raya Tegenungan. Ia tak melihat sejumlah petunjuk adanya jalan amblas. Oleh karena tidak melihat tanda peringatan, Rieke kaget begitu melihat jalan di depan matanya jebol.
Memang, hingga kini, ketika memasuki jalan raya Sukawati-Tegenungan atau sebaliknya. Tidak terlihat adanya rambu-rambu jalan amblas.
Ketika memasuki jarak kurang lebih 20 meteran dari lokasi jalan amblas, hanya diisi tanda penghalang berupa beberapa drum ditaruh di tengah-tengah jalan. Namun drum tersebut tidak menutup penuh jalan, sehingga motor dan mobil bisa leluasa menerobos tanda tersebut.
Sementara pada titik jalan amblas, kodisinya sangat parah, tanpa pembatas dikiri jalan langsung bertemu jurang aliran sungai Petanu, sedangkan dikanan jalan sebuah tebing yang rawan longsor. Panjang jalan amblas kurang lebih sekitar 5 meter sementara hanya menyisakan lebar 1,5 meter.
“Jika mobil nekat melewati jalur ini, itu press sekali, motor pun hanya bisa satu-satu lewatnya” jelas warga yang sering berada didekat lokasi sebagai buruh angkut batu padas.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gianyar, I Wayan Suamba mengatakan, dalam waktu dekat akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Selain itu pihaknya akan turun bersama OPD terkait untuk meninjau lokasi jalan amblas. (ina/kb)