GIANYAR, Kilasbali.com – Warga di Banjar Pasdalem, Desa Belega, Bahbatuh resah. Pasalnya, wabah deman berdarah terjadi di wilayah ini, padahal tidak di musim hujan. Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Gianyar pun turun dan menyelidiki penyebab DB di musim kemarau ini. “Kami masih melakukan investigasi terkait penyebab DB yang menyerang warga setempat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ida Ayu Cahyani, Jumat (1/11/2019).
Dari informasi yang dikumpulkan, sejak awal September hingga saat ini, sebanyak 10 orang warga yang terserang DB dan telah mendapatkan penanganan intensif di rumah sakit. “Kami belum mengetahui penyebab pasti wabah tersebut. Terlebih lagi, diagnosa para korban yang dirawat inap di rumah sakit, tidak menyampaikan penyebab DB,” kata Kelian Dinas Banjar Pasdalem, Kadek Karya Yasa.
Mengingat cuaca panas, pihaknya menduga kondisi ini terjadi akibat virus. Sebab tahun-tahun sebelumnya, virus DB kerap menyerang warga. Selain itu, kondisi lingkungan banjar maupun desa setempat relatif terjaga. Sebab kegiatan gotong royong dan pemberantasan sarang nyamuk, sudah menjadi agenda bulanan, baik di tingkat banjar maupun tingkat desa dinas.
“Di lingkungan kami tidak ada genangan, apalagi sekarang musim kemarau. Dan, mata air di sini juga semuanya mengalir, ada irigasi persawahan. Masalah kebersihan, kami di desa adat dan di desa dinas itu tiap bulan melakukan pembersihan. PNS juga sudah rutin,” tandasnya.
Atas kondisi ini, pihaknya terus mengimbau masyarakat agar lebih intensif melakukan pembersihan lingkungan, baik lingkungan sekitar perumahan maupun lingkungan rumah. Selain itu, pihaknya juga telah meminta bantuan pihak Puskesmas supaya melakukan pemogingan. Bahkan hingga saat ini, pogging telah dilakukan sebanyak lima kali.
Meski demikian, kata dia, masih terdapat masyarakat yang terserang DB, bahkan kasus terakhir terjadi dua hari lalu. “Poging sudah lima kali, untuk bulan Oktober saja tiga kali. Saat ini masih ada warga yang dirawat di rumah sakit. Dia baru kena dua hari lalu. Kejadianya, ibunya nungguin anaknya di RS karena DB, setelah anaknya membaik, ibunya yang kena. Tapi, astungkara tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” tandasnya. (ina/kb)