TABANAN, Kilasbali.com–Hadapi musim tanam untuk padi yang dimulai pada Mei ini hingga Juni mendatang, menurut Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan, I Gusti Putu Wiadnyana, prediksi peningkatan luas tanam sudah dibarengi dengan ketersediaan pupuk yang dijamin tercukupi. Di sisi lain luas tanam padi pada musim tanam gadu di Kabupaten Tabanan diperkirakan 5 ribu hektar. “Hitung-hitungan kami untuk ketersediaan pupuk, khususnya subsidi pada musim tanam nanti masih aman atau tercukupi,” jelasnya.
Menurutnya, per April 2019 realisasi serapan pupuk bersubsidi untuk di Tabanan rata-rata baru mencapai dikisaran 40 persen dari total alokasi yang dijatah paad tahun ini. Paparnya, itu terlihat dari data untuk realisasi pupuk bersubsidi jenis urea sudah mencapai 3.229,30 ton dari total kuota 8.022,00 ton pada tahun ini. Serapan untuk pupuk urea bersubsidi ini terbesar diantaranya terjadi di Selemadeg Barat mencapai 299,80 ton, Selemadeg 262,65 ton, dan Kediri 263,35 ton hingga April 2019.
Ditambahkan, untuk periode yang sama untuk serapan atau realisasi pupuk SP-36 bersubsidi di Tabanan sudah mencapai 267,45 ton dari total alokasi 655,00 ton pada tahun ini. Serapan terbesar untuk pupuk SP-36 bersubsidi ini terjadi diantaranya di, Pupuan dengan mencapai 68,35 ton, Selemadeg Barat 56,75 ton, dan Selemadeg mencapai 30,40 ton. Serapan untuk pupuk ZA bersubsidi di Tabanan sudah mencapai 40,15 ton dari total kuota 140,00 ton pada tahun ini. Realisasinya terbesar ke Selemadeg Barat mencapai 10,60 ton, Baturiti 10,05 ton, dan Selemadeg 7,00 ton.
Selain itu jelas Wiadnyana, serapan pupuk NPK bersubsidi di Tabanan sudah mencapai 2.800,33 ton dari total kuota 5.390,00 ton pada tahun ini. Serapannya, terbesar ke Selemadeg Timur mencapai 428,40 ton, Penebel 346,10 ton, dan Kediri mencapai 328,50 ton. Sementara untuk realisasi pupuk organik bersubsidi sudah mencapai 269,12 ton dari total kuota 1.670,00 ton tahun ini. Serapannya, terbesar diantaranya ke Selemadeg Barat 106,92 ton, Baturiti 71,64 ton, dan Pupuan 56,40 ton.
Sebenarnya, yang harus diwaspadai untuk ketersediaan pupuk ini adalah pada periode tanam padi di November hingga Desember nanti. Sebab, pada periode tersebut luas penanaman padi cukup besar, seiring dengan meningkatnya ketersediaan pengairan dipengaruhi faktor musim hujan pada saat itu. Di sisi lain, tantanganya adalah jika penyaluran pupuk bersubsidi tidak mencapai 60 persen pada periode Juli nanti, maka bercermin dari pengalaman tahun lalu kuota pupuk tahunan berpeluang akan direalokasi, sedangkan pada periode November-Desember akan ada peningkatan penanaman padi sekaligus kebutuhan akan pupuk yang cukup besar dari periode sebelumnya. “Mudah-mudahan tidak seperti tahun lalu, karena serapan pupuk kita sampai Juli nanti kemungkinan tidak sampai 60 persen. Namun, bila itu kembali terjadi, kami akan kembali mohon untuk diberikan penambahan alokasi pupuk nantinya,” tandasnya. (*KB).