GIANYAR, Kilasbali.com – Bertani menjadi salah satu cara agar bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. Seperti yang dilakukan anggota DPRD Gianyar, I Gusti Ngurah Kapidada. Pria ini sejenak melepas atribut jabatan dan menjadi petani Porang.
Ditemui di Tegalan Pinda, Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar, Selasa (25/8/2021), dirinya memanfaatkan lahannya seluas 31 are yang awalnya tidak produktif dengan posisi miring di pinggir tebing.
“Lahan ini sebelumnya liar dan hanya ditumbuhi ilalang. Tapi kini saya tanam porang,” ujar mantan Perbekel Blahbatuh ini.
Kapidada memilih membudidayakan porang, karena memiliki prospek ekonomi jangka panjang yang bagus, selain itu pemeliharaannya juga relatif simpel.
Karena itu, pihaknya pun konsultasi kepada sejumlah koleganya untuk sharing. Dan ternyata, lahannya sangat ideal untuk menanam porang. Karena karakter porang itu musiman.
“Biasanya dari awal Agustus sampai akhir Februari atau saat musim hujan,” ujarnya.
Terkait prospek ke depan, Kapidada mengatakan sangat bagus. Dimana porang ini dapat menghasilkan tiga hal yang bernilai ekonomi. Yakni, spora, umbi dan buah atau disebut katak.
Dimana untuk nilai jual buahnya (kataknya) saja, untuk satu kilogram atau berisi 250 butir katak, untuk harga saat ini berkisar Rp 250 ribu. Dan, di sini pihaknya menanam 13.000 butir katak. Dimana untuk satu katak itu, nantinya bisa menghasilkan lima butir katak dalam delapan bulan.
“Yakin saya prospek ke depan bagus, apalagi sudah ada wacana dari presiden bahwa porang dan sarang walet adalah produk unggulan nasional. Apalagi pabrik pengolahannya sudah ada di Madiun dan di beberapa tempat di Bali sudah tersedia,” jelasnya.
Dengan melihat prospek porang yang baik di bidang ekonomi, serta dapat mengalihfungsikan lahan non produktif sebagai kebun beromset puluhan juta. Pihaknya meminta Dinas Pertanian Gianyar agar mulai menggencarkan sosialisasi tanaman porang.
Sementara itu, Kadis Pertanian, Made Raka mengatakan, saat ini budidaya porang telah mulai digeluti oleh sejumlah petani di Kabupaten Gianyar.
Karena itu, pihaknya pun sudah melakukan beberapa hal. Mulai dari sosialisasi hingga mendampingi petani ketika ada program untuk petani porang. Namun untuk subsidi, hingga saat ini masih berproses.
“Sejak awal tahun ini, banyak saya dengar porang, porang. Setelah mengetahui sejumlah petani Gianyar mulai menggeluti pertanian porang, kami pun ikut hadir. Melakukan pendampingan ketika ada program porang dari kementerian, untuk subsidi porang, saat ini masih berproses,” ujarnya. (ina/kb)