DenpasarSosial

Ini Tingkat Kemiskinan di Bali

    DENPASAR, Kilasbali.com – Dari data BPS tingkat kemiskinan di Bali mengalami penurunan dari 4,14 persen tahun 2017 menjadi 3,61 persen tahun 2019 namun kembali meningkat di tahun 2021 hingga mencapai 4,72 persen karena pandemi Covid-19.

    Angka kemiskinan kembali turun pada tahun 2022 mencapai 4,53 persen seiring dengan pulihnya perekonomian masyarakat Bali pasca Covid-19. Kondisi terbaru angka kemiskinan Provinsi Bali per bulan Maret 2023 sebesar 4,25 persen, turun 0,28 persen dari kondisi tahun 2022.

    Sementara itu, angka kemiskinan nasional per Maret 2023 sebesar 9,36 persen turun 0,21 persen dari kondisi tahun 2022. Dengan demikian secara umum kondisi kemiskinan Provinsi Bali masih di bawah angka kemiskinan nasional dan berada pada peringkat pertama angka kemiskinan terendah secara nasional.

    Wakil Gubernur Bali, Tjok Oka Sukawati (Cok Ace) mengatakan, Pemerintah Provinsi Bali memiliki komitmen dan optimisme yang tinggi dalam pengentasan kemiskinan. Hal tersebut tercermin dalam Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Semesta Berencana Provinsi Bali tahun 2018-2023 yaitu berupaya menurunkan tingkat kemiskinan hingga 3,50-4,00 persen.

    Baca Juga:  Era Gubernur Koster, Bali Raih Predikat Terbaik Dalam Strategi Nasional Pencegahan Korupsi

    Hal tersebut dikatakannya saat membuka Rapat Koordinasi Tim Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Bali Tahun 2023, di Ruang Rapat Wiswa Sabha Kantor Gubernur Bali, Selasa (25/7).

    “Bali sebagai Pulau Dewata, Pulau Kahyangan, Pulau Surga dan berbagai sebutan indah lainnya semestinya tidak ada orang miskin di pulau ini,” ungkap Cok Ace.

    Ia meminta agar seluruh stakeholder agar lebih kolaboratif serta bersinergi dalam merumuskan dan melaksanakan program-programnya terutama program lintas sektor. “Jangan ada ego sektoral, jangan ada ego wilayah!” tegas Cok Ace.

    Baca Juga:  Letaknya Strategis, Four Star by Trans Hotel Mice Terbaik di Denpasar

    Dikatakan, harus ada strategi baru yang lebih kolaboratif untuk mengakselerasi penanggulangan kemiskinan di Bali. Salah satu upaya yang dapat dilakukan menurutnya adalah dengan melibatkan dan berkolaborasi dengan desa adat.

    “Nah beberapa upaya yang tadi saya lihat terobosan-terobosan baru dengan melibatkan desa adat karena banyak memang fakta di lapangan yang kelihatannya masih bias dan perlu dikoreksi,” katanya.

    Ia meminta desa adat dalam hal ini yang paling tahu kondisi di masyarakat nantinya dapat memberikan data yang akurat terkait masyarakat yang memang perlu dan tidak perlu dibantu.

    Baca Juga:  Pemprov Bali Kembali Bantu Pulangkan Dua PMI Asal Bali dari Lebanon

    “Saya berharap, rapat koordinasi ini semakin memantapkan komitmen kita, meningkatkan kolaborasi bersama untuk mengakselerasi program penanggulangan kemiskinan di Provinsi Bali, agar mampu menurunkan angka kemiskinan secara signifikan setiap tahun dan kemiskinan ekstrem bisa kita hapuskan pada akhir tahun 2024,” harapnya. (jus/kb)

    Back to top button