TABANAN, Kilasbali.com – Nasib malang menimpa perempuan parubaya Ni Nyoman Tambir, 66, asal Banjar Dinas Seleksek, Desa Bantiran, Pupuan, Tabanan.
Petani ini ditemukan tewas tersangkut di Air Terjun Singsing Tukad Mecatu, Banjar Dinas Pajahan, Desa Pajahan, Pupuan, Tabanan.
Korban ditemukan Sabtu tanggal 27 Nopember 2021, sekitar pukul pukul 08.30 WITA.
Dari informasi yang dikumpulkan, sebelum ditemukan tewas, korban pada hari Kamis tanggal 25 Nopember 2021 sekitar pukul 09.00 WITA, meminta izin kepada suaminya untuk pergi ke sawah mencari keong sawah.
Namun hingga larut malam korban belum kembali ke rumah. Kemudian pada keesokan harinya, Jumat (26/11/2021), keluarga korban melaporkan kejadian itu ke Polsek Pupuan, dan dilanjutkan oleh warga Desa Bantiran melakukan pencarian.
Warga pun menemukan handuk dan keong milik korban berada di pinggir sungai. Sayangnya, korban belum ditemukan. Karena telah sore, pencarian dilanjutkan keesokan harinya.
Pada Sabtu tanggal 27 Nopember 2021 sekitar pukul 08.00 WITA, warga Desa Bantiran dan dibantu Pecalang Desa Pajahan kembali melakukan pencarian.
Dengan menelusuri Sungai Mecatu, sekitar 08.30 WITA, team pencarian sampai di Air Terjun Singsing Tukad Mecatu, dan melihat korban tersangkut dengan keadaan terbalik dengan kaki kanan masih tersangkut di bambu dan bagian kepala berada di bawah.
Melihat hal tersebut, warga melaporkan ke Polsek Pupuan dan BPBD Tabanan untuk melakukan evakuasi karena medan yang curam, dan korban tersangkut di pertengahan Air Terjun Singsing.
Kasi Humas Polres Tabanan Iptu Nyoman Subagia membenarkan peristiwa tersebut. Dikatakan, dari hasil pemeriksaan tim medis pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Menurut dia, diperkirakan korban terseret sejauh 1 km dari lokasi handuk dan keong korban ditemukan.
“Dari penuturan keluarga, korban sudah pernah meninggalkan rumah sebanyak tujuh kali dan korban mengidap epilepsi,” kata Subagia. (jus/kb)